Nobody 2 hadir dengan beban ekspektasi tinggi setelah kesuksesan film pertamanya. Kolaborasi Bob Odenkirk dan Timo Tjahjanto sebenarnya mampu menjawabnya, meski dari segi cerita terasa kurang berkembang.
Film ini tetap menyajikan keseruan yang sama dengan Nobody (2021). Aksi Bob Odenkirk sebagai Hutch Mansell, mantan pembunuh bayaran yang kini menjadi bapak rumah tangga, kembali menghibur.
Dilema Hutch antara kehidupan lampau dan tanggung jawab keluarga masih menjadi fokus utama. Namun, kali ini premis tersebut dieksplorasi dengan cara yang berbeda agar tidak membosankan.
Dengan Derek Kolstad, penulis saga John Wick, turut serta dalam penulisan skenario, petualangan Hutch kini membawanya ke Plummerville.
Nobody 2 berubah menjadi film liburan dengan sentuhan road action comedy. Kisah berpusat pada liburan Hutch bersama keluarganya di Plummerville, kota yang menyimpan kenangan masa kecil.
Perubahan ini cukup berani dan memberikan nuansa baru. Sayangnya, premis sekuel ini justru terasa klise.
Alur cerita seperti ini sering dijumpai dalam film laga lainnya: konflik dengan sheriff korup, dilema moral, dan membongkar kartel yang berkolusi dengan pejabat.
Bagi penggemar film laga, pola cerita ini terasa familiar. Sayang sekali jalan cerita yang dipilih tidak membawa karakter Hutch Mansell ke babak baru yang signifikan.
Meski demikian, cerita Nobody 2 bukan berarti buruk. Sentuhan ringan ini justru dimanfaatkan dengan baik oleh Timo Tjahjanto sebagai sutradara.
Sama seperti keluarga Mansell yang sedang berlibur, Timo Tjahjanto juga menikmati perannya di balik layar. Ia terlihat leluasa dalam menuangkan idenya, menghasilkan adegan laga yang lebih gila dari film sebelumnya.
Puncak kreativitas Timo terlihat jelas saat klimaks cerita. Dengan latar taman bermain, ia menyulap Nobody 2 menjadi Home Alone versi dewasa yang berdarah-darah. Hutch Mansell bertransformasi menjadi Kevin McCallister yang memasang jebakan untuk membunuh musuhnya.
Alih-alih menggunakan rumah, Hutch memanfaatkan wahana permainan untuk merangkai perangkap mematikan.
Hasilnya, taman bermain dan adegan laga yang brutal berpadu menjadi tontonan menghibur. Keseruan semakin terasa dengan iringan lagu Celine Dion di adegan puncak.
Debut Timo Tjahjanto di Hollywood memberikan ruang bagi Bob Odenkirk untuk kembali tampil memukau.
Ia masih mampu menghidupkan karakter Hutch Mansell yang berusaha menyeimbangkan hidup sebagai pembunuh bayaran dan kepala keluarga.
Namun, bintang yang paling bersinar adalah Sharon Stone sebagai villain, Lendina. Ia memerankan karakter antagonis yang jahat dan bengis tanpa latar belakang yang rumit.
Penampilan RZA sebagai Harry Mansel, adik angkat Hutch, juga mencuri perhatian. Meski hanya tampil sebentar, auranya sangat kuat. Aksi singkatnya ditutup dengan penampilan memukau menggunakan pedang katana.
Nobody 2 mungkin belum menjadi sekuel yang sempurna, tetapi tetap menghadirkan keseruan jika dinikmati tanpa berpikir terlalu berat.
Film ini juga menjadi debut yang menjanjikan bagi Timo Tjahjanto di Hollywood. Ia perlu belajar lebih banyak lagi dari Nobody 2 agar karya-karyanya di masa depan semakin meningkat kualitasnya, namun tetap mempertahankan ciri khas Timo Tjahjanto yang kita kenal.