Emas, logam mulia yang memikat, ternyata memiliki perjalanan panjang dan kompleks dari kedalaman Bumi hingga akhirnya bisa kita nikmati. Sebagian besar emas tersembunyi jauh di dalam mantel Bumi, lapisan di antara kerak dan inti planet. Bagaimana emas bisa "melarikan diri" dari sana dan membentuk deposit yang bernilai tinggi? Sebuah penelitian terbaru memberikan jawaban menarik.
Zona Subduksi: Dapur Emas Alami
Proses subduksi, di mana lempeng samudra menukik ke bawah benua, memainkan peran penting dalam perjalanan emas. Saat lempeng samudra bergerak turun, ia membawa air dan bahan kimia yang terperangkap selama jutaan tahun. Pada kedalaman tertentu, tekanan dan panas ekstrem memeras cairan super-panas dan asin. Cairan inilah yang naik ke atas, membentuk magma yang memicu letusan gunung berapi. Menariknya, dalam kondisi tertentu, cairan ini juga menjadi sarana transportasi bagi emas.
Sulfur: Kunci Mobilisasi Emas
Emas sendiri cenderung tidak aktif dan sulit larut. Namun, ketika berinteraksi dengan sulfur, sifatnya berubah drastis. Dalam kondisi oksidatif di mantel, sulfur membentuk kompleks emas-trisulfur, yaitu satu atom emas yang terikat dengan tiga atom sulfur. Kompleks ini memungkinkan emas larut dalam cairan super-panas dan ikut naik ke permukaan. Jumlah emas yang terbawa bisa sangat signifikan, jauh lebih banyak dibandingkan yang biasanya terperangkap di mantel.
Mengapa Tidak Semua Zona Subduksi Kaya Emas?
Tidak semua zona subduksi menghasilkan deposit emas. Penelitian ini mengungkap beberapa faktor penting:
- Kehadiran cairan oksidatif dari lempeng yang tenggelam sangat penting.
- Air adalah elemen wajib; tanpa air, sistem transportasi emas tidak berfungsi.
- Tekanan dan suhu yang tepat diperlukan untuk membentuk kompleks emas-trisulfur.
Ketika semua kondisi ini terpenuhi, magma yang naik membawa emas, mendingin, dan menyimpannya di celah dan urat batuan. Dalam jutaan tahun, terbentuklah deposit emas yang bernilai ekonomi.
Implikasi Praktis: Menuju Eksplorasi Emas yang Lebih Cerdas
Pemahaman baru ini tidak hanya penting secara ilmiah, tetapi juga praktis. Dengan memahami mekanisme pembentukan emas, para ahli geologi dapat lebih cerdas dalam memilih lokasi eksplorasi. Bekas zona subduksi dengan kondisi ideal berpotensi menyimpan deposit emas besar di masa depan.
Penelitian ini mengkonfirmasi keberadaan kompleks emas-trisulfur di dalam mantel, menghilangkan keraguan sebelumnya. Temuan ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang mengapa zona subduksi tertentu menghasilkan bijih emas yang sangat kaya. Pengetahuan ini, jika dikombinasikan dengan penelitian lain, dapat meningkatkan efektivitas eksplorasi emas di masa depan.
Bumi memiliki "pabrik kimia" alami yang menggunakan sulfur, air, dan panas untuk mengangkut emas dari kedalaman. Jika kondisinya tepat, planet ini secara alami menjalankan proses konsentrasi emas hingga akhirnya manusia menemukannya dalam kilau kuning yang menawan di permukaan.