Saham Bank Himbara Kompak Menguat, Dipicu Penurunan Suku Bunga BI

Jakarta – Saham-saham bank BUMN yang tergabung dalam Himbara mencatatkan kinerja positif pada perdagangan hari ini, Rabu (20 Agustus 2025). Sentimen pasar yang optimis setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,00% menjadi pendorong utama kenaikan ini.

Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) memimpin penguatan dengan kenaikan sebesar 2,72% ke level Rp 4.150 per saham. BBRI juga menjadi salah satu saham teraktif diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp 711 miliar. Secara month-to-date (Agustus), saham BBRI telah melonjak 11,86%.

Tidak ketinggalan, saham Bank Mandiri (BMRI) juga melesat 3,12% ke harga Rp 4.950 per saham, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 462 triliun. BMRI juga menjadi salah satu saham yang paling banyak diperdagangkan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 705 miliar. Kinerja saham BMRI sepanjang Agustus juga terbilang impresif, dengan kenaikan 9,76%.

Saham Bank Negara Indonesia (BBNI) turut merasakan dampak positif, dengan kenaikan sebesar 2,31% ke level Rp 4.430 per saham. Nilai transaksi saham BBNI mencapai Rp 233 miliar pada hari ini. Sepanjang bulan Agustus, saham BBNI telah naik 10,47%.

Bank Tabungan Negara (BBTN) mencatatkan kenaikan tertinggi di antara bank Himbara, dengan melesat 5,18% ke level Rp 1.320 per saham. Secara month-to-date (Agustus), saham BBTN telah meroket hingga 18,38%.

Penurunan Suku Bunga Acuan BI

Keputusan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 5% diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada tanggal 19-20 Agustus 2025. Suku bunga Deposit Facility juga diturunkan menjadi 4,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 5,75%.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa keputusan ini didasari oleh perkiraan inflasi yang tetap rendah pada tahun 2025 dan 2026, serta terjaganya stabilitas nilai tukar Rupiah. Selain itu, penurunan suku bunga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

BI akan terus memantau perkembangan ekonomi dan mencermati ruang penurunan suku bunga lebih lanjut untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, dengan tetap menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.

Keputusan BI ini berbeda dengan ekspektasi pasar, di mana konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar analis memperkirakan BI akan menahan suku bunga.

Sebagai informasi, BI telah menurunkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,25% pada RDG sebelumnya, yaitu pada tanggal 15-16 Juli 2025. Penurunan suku bunga pada bulan Juli lalu juga bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sejalan dengan perkiraan inflasi yang rendah serta terjaganya nilai tukar Rupiah.

Penurunan BI Rate pada Agustus ini merupakan pemangkasan suku bunga keempat sejak Januari 2025. BI telah memangkas suku bunga masing-masing 25 bps pada bulan Januari, Mei, dan Juli, dari level 6,00% pada Desember 2024 menjadi 5,25%.

Scroll to Top