Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan ambisinya untuk menengahi perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Ia bahkan bergurau bahwa keberhasilan dalam misi ini bisa menjadi jalan baginya menuju surga.
Sehari setelah menjamu para pemimpin Eropa, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, di Gedung Putih, Trump mengisyaratkan motif pribadinya dalam upaya mengakhiri konflik yang telah berlangsung sejak Februari 2022 itu. Trump berkelakar bahwa menyelamatkan ribuan nyawa setiap minggunya akan menjadi alasan yang cukup kuat untuk mendapatkan tempat di surga.
Salah satu janji kampanye Trump adalah membawa Rusia dan Ukraina ke meja perundingan. Ia juga sempat mengungkapkan keinginannya meraih Hadiah Nobel Perdamaian atas usahanya meredakan ketegangan antarnegara, termasuk Iran-Israel, India-Pakistan, dan Thailand-Kamboja.
Mengakhiri perang Rusia-Ukraina akan menjadi pencapaian besar bagi Trump, memenuhi ambisinya meraih penghargaan bergengsi tersebut. Namun, ia menghadapi tantangan besar dalam meyakinkan Rusia untuk terlibat dalam perundingan damai dengan Ukraina.
Baru-baru ini, Trump bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertama kalinya sejak 2019. Dalam pertemuan di Alaska, keduanya membahas persyaratan yang dibutuhkan Rusia untuk memulai negosiasi damai dengan Ukraina.
Putin menegaskan bahwa Moskow tidak bersedia melakukan gencatan senjata segera. Rusia kemungkinan akan meminta Ukraina menyerahkan sebagian wilayahnya sebagai imbalan atas penghentian kekerasan.
Diskusi antara Putin, Trump, Zelensky, dan para pemimpin Eropa lainnya diperkirakan akan berlanjut dalam beberapa waktu mendatang. AS terus berupaya menengahi kesepakatan untuk mengakhiri perang yang mematikan ini.
Trump, yang dikenal sebagai seorang Kristen non-denominasi yang taat, sebelumnya menyatakan keyakinannya bahwa berbuat baik adalah jalan menuju surga. Ia berharap upayanya dalam mendamaikan Rusia dan Ukraina tidak hanya membawa perdamaian dunia, tetapi juga membawanya ke tempat yang lebih baik.