Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan perintah untuk segera memulai perundingan demi membebaskan sandera Israel yang masih ditawan di Gaza. Instruksi ini dikeluarkan bersamaan dengan dimulainya operasi militer untuk merebut Kota Gaza dari kendali Hamas.
Netanyahu menyatakan bahwa dirinya telah menyetujui rencana militer Israel untuk menguasai Kota Gaza dan menaklukkan Hamas. Ia menekankan bahwa pembebasan sandera dan penumpasan Hamas adalah dua tujuan yang berjalan beriringan. Netanyahu menginginkan perang diakhiri dengan syarat yang dapat diterima Israel.
Puluhan ribu tentara cadangan telah dikerahkan oleh Kementerian Pertahanan Israel untuk memperkuat operasi perebutan Kota Gaza. Upaya mediasi untuk mencapai gencatan senjata antara kedua belah pihak telah berlangsung selama beberapa hari terakhir.
Netanyahu menyampaikan apresiasinya atas dedikasi tentara cadangan dan tentara reguler yang terlibat dalam misi penting ini.
Selama hampir dua tahun konflik, Israel dan Hamas telah melakukan perundingan tidak langsung yang menghasilkan dua gencatan senjata singkat. Gencatan senjata tersebut memungkinkan pembebasan sandera Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina.
Dari ratusan orang yang disandera selama serangan Hamas pada Oktober 2023, puluhan orang masih berada di Gaza. Sebagian dari sandera yang tersisa, menurut informasi militer Israel, telah meninggal dunia.