Prabowo dan Ilmu ‘Dashboard’: Siapa Pengawal Program Prioritas Negara?

Presiden Prabowo Subianto dikenal dengan ritme kerjanya yang tinggi, tak kenal waktu. Rapat bisa digelar kapan saja, bahkan di akhir pekan atau hari libur. Pertanyaan yang muncul: siapa yang memantau hasil rapat-rapat tersebut?

Yanuar Nugroho, seorang ahli deliverology, menekankan pentingnya sosok yang mengawal implementasi program. Ia mengenang era Presiden SBY, di mana Kuntoro Mangkusubroto berperan sentral dalam memonitor pembangunan. Di era Jokowi, peran ini diemban oleh Kepala Staf Presiden (KSP). Namun, siapa yang kini memegang kendali ‘dashboard’ program-program besar Prabowo?

Istilah ‘dashboard’ dalam deliverology merujuk pada sistem yang memantau indikator penting pembangunan, layaknya dashboard mobil yang menunjukkan kecepatan, bahan bakar, dan kondisi mesin. Ilmu ini dipopulerkan oleh Michael Barber, seorang ilmuwan Inggris yang dianugerahi gelar ‘Sir’ atas kontribusinya.

Beberapa nama muncul sebagai kandidat pemegang ‘dashboard’ di era Prabowo: Letkol Teddy, Sekretaris Kabinet, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, atau bahkan Ketua Bappenas Rachmat Pambudy. Siapapun orangnya, tugas ini membutuhkan kewaspadaan tinggi, layaknya pembalap Formula One yang harus sigap menghadapi setiap tikungan.

Artikel Pilihan dari Kolom Komentar:

  • Datuk Diraja Dimyani: Ucapan selamat membuka kolom komentar.
  • Ima Lawaru: Mencatat total tulisan Dahlan Iskan di CHD hingga 21 Agustus 2025 mencapai 2.750 tulisan.
  • DeniK: Menyebut IPB (India Pakistan Bangladesh) sebagai negara pemakai sarung, dengan Bangladesh yang paling sering memakainya.
  • Agus Suryonegoro III: Menggambarkan gaya berpakaian Presiden Zelensky yang konsisten dengan kaos hijau zaitun, celana kargo, dan sepatu taktis sebagai simbol perlawanan.
  • heru santoso: Menceritakan pengalaman menikmati kopi Vietnam sambil mengobrol dengan seorang wanita di Saigon.
  • Suardi Mengikat Hikmah: Menyindir Trump yang akhirnya "jinak" pada Zelensky karena perubahan outfit, bukan strategi.
  • Agus Suryonegoro III: Menjelaskan sejarah penjualan Alaska oleh Rusia ke AS karena kekhawatiran Inggris bisa merebutnya setelah Perang Krimea.
  • Lagarenze 1301: Menyampaikan humor singkat tentang pertemuan Trump dan Zelensky.
  • pak tani: Menganalogikan embargo chip dari AS ke Tiongkok sebagai "perang chip" yang tak kalah penting dari perang nuklir.
  • Marjan: Menilai pendekatan diplomasi Putin terhadap isu Donbas dan Crimea lebih sopan dan tenang.
  • imau compo: Mengkritik ilusi Zelensky dalam membangun negara maju dengan menjadi anggota NATO, dan mengaitkannya dengan proyek KCIC yang merugi.
  • Muh Nursalim: Menjelaskan kaidah fikih "kalau tidak dapat semua, jangan tinggalkan semua" yang diterapkan dalam politik.
  • Hasyim Muhammad Abdul Haq: Menyatakan bahwa Trump belajar tentang arti motif pakaian orang lain.
  • Mbah Mars: Membuat humor tentang percakapan dokter dan Trump.
  • yea aina: Mengibaratkan utang dan kerugian KCIC sebagai "bom waktu" bagi KAI.
  • Gregorius Indiarto: Mengkritik kenaikan tunjangan wakil rakyat yang berbanding terbalik dengan kenaikan pajak yang harus dibayar rakyat.
  • Khoirul Abidin: Menjelaskan kaidah Ushul Fikih tentang jangan meninggalkan semua jika tidak bisa mendapatkan semua, dan menerapkannya pada kemajuan pertanian.
Scroll to Top