Indonesia Bergegas Atasi Tingginya Kasus Kanker Serviks

Wakil Menteri Kesehatan RI menyoroti tingginya kasus kanker serviks di Indonesia dan menekankan urgensi tindakan nyata. Kanker serviks kini menduduki peringkat kedua sebagai kanker paling banyak menyerang wanita di Indonesia.

Angka yang mengkhawatirkan menunjukkan lebih dari 36.000 kasus baru muncul setiap tahunnya. Mirisnya, mayoritas kasus (70%) baru terdeteksi pada stadium lanjut, meningkatkan risiko kematian secara drastis. Rendahnya kesadaran dan akses deteksi dini menjadi penyebab utama tingginya angka kematian ini.

Pemerintah berkomitmen penuh untuk menekan angka kanker serviks melalui program promotif dan preventif, termasuk vaksinasi HPV dan skrining rutin. Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Serviks telah disusun dengan tiga pilar utama:

  • Vaksinasi HPV untuk anak perempuan dan laki-laki usia 15 tahun.
  • Skrining HPV DNA bagi wanita usia 30 tahun.
  • Penatalaksanaan standar medis bagi wanita dengan kanker serviks invasif.

Pemerintah optimis bahwa implementasi komprehensif ketiga pilar ini akan menurunkan angka kematian dan mencapai eliminasi kanker serviks di Indonesia.

Mulai tahun 2025, skrining HPV DNA akan menjadi bagian dari program pemeriksaan kesehatan gratis, memperluas jangkauan deteksi dini.

Menyadari tantangan geografis, terutama di daerah terpencil dan kepulauan, Kementerian Kesehatan berencana membangun laboratorium pendukung di setiap kabupaten dan kota. Laboratorium ini akan mempercepat diagnosis, terutama di fasilitas kesehatan dengan keterbatasan sarana.

Evaluasi menyeluruh di Puskesmas juga akan dilakukan untuk memastikan pemeriksaan kanker serviks menjadi layanan rutin yang mudah diakses dan efektif bagi seluruh masyarakat. Dengan upaya bersama, Indonesia bertekad untuk menaklukkan kanker serviks.

Scroll to Top