Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) tengah menggencarkan upaya deteksi dini penyakit kusta dengan melaksanakan skrining serentak di seluruh wilayahnya. Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 1 hingga 21 Agustus 2025 ini menyasar 27 kelurahan yang tersebar di 14 Puskesmas. Tim gabungan dari petugas Puskesmas, Dinkes, dan kader kesehatan masyarakat bahu-membahu menyukseskan program ini.
Menurut data Dinkes, setiap Puskesmas menargetkan pemeriksaan kepada 350 sampai 700 warga. Hingga tanggal 21 Agustus 2025, sebanyak 35 kasus kusta berhasil diidentifikasi. Seluruh pasien yang terdeteksi langsung dirujuk ke Puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan penanganan medis yang dibutuhkan.
Ditemukan bahwa banyak warga yang keliru menganggap kusta sebagai penyakit kulit biasa, seperti eksim. Padahal, melalui pemeriksaan RVS (Rapid Village Survey) oleh petugas, terbukti mereka positif kusta. Bahkan, beberapa kasus ditemukan sudah mencapai tahap kecacatan pada usia lanjut karena tidak pernah memeriksakan diri sebelumnya.
Hasil investigasi lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar penderita kusta berasal dari lingkungan dengan sanitasi buruk dan kurangnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selain itu, penularan dalam keluarga juga menjadi faktor utama, terutama jika ada anggota keluarga yang menderita kusta tanpa pengobatan.
Kusta dapat menular melalui kontak fisik atau droplet dari penderita yang tidak diobati. Oleh karena itu, jika ada anggota keluarga yang terdiagnosis kusta, penting untuk segera memeriksakan seluruh penghuni rumah dan memberikan obat pencegahan kepada kontak erat.
Kabar baiknya, pengobatan kusta tersedia gratis di Puskesmas. Meskipun durasi pengobatan umumnya lebih dari satu tahun dan harus dijalani secara tuntas, penderita tidak perlu khawatir. Efek samping obat yang mungkin terjadi, seperti kulit yang agak menghitam, adalah hal yang wajar. Yang terpenting adalah pasien disiplin minum obat sampai selesai agar benar-benar sembuh dan tidak menularkan penyakitnya ke orang lain.
Kasus kusta tidak hanya ditemukan pada lansia, tetapi juga pada masyarakat usia produktif. Kondisi ini menjadi perhatian serius karena berpotensi mengganggu aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, pengobatan sesegera mungkin sangat diperlukan.
Pada tahun 2024 lalu, Dinkes Kota Pekalongan berhasil menangani 41 kasus kusta hingga sembuh melalui pengobatan. Dengan adanya skrining massal tahun ini, diharapkan angka deteksi semakin meningkat sehingga penderita dapat segera mendapatkan perawatan yang tepat.
Dinkes berharap agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya pemeriksaan dini dan tidak ragu untuk datang ke Puskesmas jika mengalami gejala yang mencurigakan.
Skrining massal ini sangat penting karena petugas Puskesmas akan kesulitan menjangkau masyarakat satu per satu tanpa adanya kegiatan ini. Dukungan masyarakat sangat dibutuhkan agar bersedia diperiksa dan mengikuti pengobatan sampai tuntas. Semakin cepat ditemukan, semakin cepat pula penyakit ini bisa ditangani.