Rusia, melalui Presiden Vladimir Putin, dikabarkan telah menetapkan serangkaian tuntutan penting kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai prasyarat untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga tahun lebih. Tuntutan ini menjadi sorotan menjelang potensi pertemuan antara kedua pemimpin yang diharapkan dapat membuka jalan bagi perdamaian.
Menurut informasi yang diperoleh dari berbagai sumber terpercaya di lingkungan Kremlin, Putin secara tegas meminta Ukraina untuk menyerahkan seluruh wilayah Donbas timur, melepaskan aspirasi bergabung dengan NATO, mempertahankan status netral, dan memastikan tidak adanya kehadiran pasukan Barat di wilayahnya.
Pertemuan rahasia selama tiga jam antara Putin dan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Alaska pada pertengahan Agustus lalu, disebut-sebut membahas kemungkinan kompromi dari pihak Rusia terkait Ukraina. Meskipun kedua pemimpin menyatakan bahwa pertemuan tersebut berpotensi membuka jalan bagi perdamaian, rincian spesifik dari diskusi mereka tidak diungkapkan kepada publik.
Laporan detail mengenai tuntutan Putin mengungkapkan bahwa Kremlin menginginkan kerangka kerja yang jelas dalam perjanjian damai yang potensial untuk mengakhiri konflik. Putin dilaporkan telah berkompromi dari tuntutan teritorial sebelumnya yang diajukan pada Juni 2024, yang mengharuskan Kyiv untuk menyerahkan empat provinsi yang diklaim Moskow sebagai bagian dari Rusia: Donetsk dan Luhansk di wilayah timur (Donbas), serta Kherson dan Zaporizhzhia di wilayah selatan.
Dalam proposal terbarunya, Putin bersikeras agar Ukraina menarik diri sepenuhnya dari wilayah Donbas yang masih dikuasainya. Sebagai imbalan, Moskow bersedia menghentikan garis depan yang saat ini berada di Zaporizhzhia dan Kherson. Rusia juga menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan sebagian kecil wilayah Kharkiv, Sumy, dan Dnipropetrovsk yang dikuasainya sebagai bagian dari potensi kesepakatan.
Terkait keanggotaan Ukraina di NATO, Putin tetap berpegang pada tuntutan sebelumnya agar Kyiv meninggalkan ambisi tersebut. Ia juga menuntut jaminan hukum dari NATO bahwa aliansi tersebut tidak akan memperluas diri lebih jauh ke timur Eropa. Selain itu, Putin juga meminta pembatasan jumlah tentara Ukraina dan kesepakatan untuk mencegah penempatan pasukan Barat di Ukraina sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian.
Hingga saat ini, pihak berwenang Ukraina dan Presiden Zelensky belum memberikan tanggapan langsung terhadap proposal tersebut. Perkembangan ini akan terus dipantau secara seksama mengingat implikasinya yang signifikan terhadap masa depan hubungan Rusia-Ukraina dan stabilitas kawasan.