Tel Aviv – Israel dengan tegas menolak pengumuman resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyatakan terjadinya bencana kelaparan di Gaza. Pemerintah Israel berkeras bahwa kondisi kelaparan tidak terjadi di wilayah tersebut, dan menyebut temuan PBB didasarkan pada "kebohongan Hamas".
Penolakan ini muncul setelah panel Integrated Food Security Phase Classification (IPC), yang didukung PBB dan berpusat di Roma, Italia, mengeluarkan laporan yang menyebutkan bahwa kelaparan "terkonfirmasi" di wilayah administrasi Gaza — Kota Gaza — yang mencakup sekitar 20 persen Jalur Gaza. Panel IPC memprediksi kelaparan akan meluas ke wilayah administrasi Deir el-Balah dan Khan Younis pada akhir September, mencakup sekitar dua pertiga wilayah Palestina.
Kementerian Luar Negeri Israel menegaskan, "Tidak ada kelaparan di Gaza." Mereka juga menuding laporan panel IPC "didasarkan pada kebohongan Hamas yang disalurkan melalui organisasi dengan kepentingan pribadi."
Kementerian itu menambahkan bahwa dalam beberapa minggu terakhir, bantuan dalam jumlah besar telah membanjiri Jalur Gaza dengan bahan makanan pokok, yang menyebabkan penurunan harga pangan yang signifikan. Mereka juga menyatakan penilaian ini akan "dibuang sebagai dokumen politik yang tercela."
COGAT, badan yang mengawasi urusan sipil di wilayah Palestina, juga menolak klaim tersebut. Mereka menyebut laporan IPC sebelumnya seringkali tidak akurat dan tidak mencerminkan situasi sebenarnya di lapangan. COGAT menuduh laporan itu mengabaikan upaya yang telah dilakukan dalam beberapa pekan terakhir untuk "menstabilkan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza," dan bergantung pada "data parsial" serta mengabaikan informasi yang diberikan kepada mereka.
Sebelumnya, PBB mengumumkan secara resmi bencana kelaparan di Gaza, di mana para pakar PBB memperkirakan sedikitnya 500.000 orang menghadapi "bencana besar" kelaparan. Ini adalah pertama kalinya PBB menyatakan bencana kelaparan di kawasan Timur Tengah.
Kepala bantuan PBB, Tom Fletcher, menyatakan bahwa bencana kelaparan di Gaza seharusnya dapat dicegah. Ia menyebutkan bahwa makanan tidak dapat mencapai wilayah tersebut karena "hambatan sistematis oleh Israel".
