Waspada Demam Berdarah: Pencegahan Dini Kunci Utama Melindungi Keluarga

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman kesehatan serius di Indonesia. Tanpa obat yang spesifik, pencegahan menjadi strategi paling efektif untuk melindungi diri dan keluarga. Data tahun 2024 mencatat angka kematian yang mengkhawatirkan akibat DBD, mencapai titik tertinggi dalam sejarah penyakit ini di Indonesia.

DBD dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia, dengan anak-anak sebagai kelompok yang rentan. Keterlambatan penanganan seringkali menjadi penyebab utama kematian akibat penyakit ini. Meskipun musim hujan sering dikaitkan dengan peningkatan kasus, DBD dapat terjadi kapan saja, bukan hanya penyakit musiman.

Mengingat komplikasi serius yang dapat ditimbulkan DBD, pencegahan menjadi prioritas utama. Rumah sakit umumnya hanya memberikan terapi suportif karena belum adanya obat yang pasti.

Strategi Pencegahan DBD yang Efektif

Pencegahan DBD dapat dimulai sedini mungkin dengan fokus pada pengendalian vektor nyamuk melalui program 3M Plus dan edukasi berkelanjutan. Selain itu, vaksinasi DBD menjadi opsi perlindungan tambahan yang kini telah tersedia dan diizinkan oleh BPOM untuk usia 6-45 tahun, diberikan dalam dua dosis dengan interval 3 bulan. Vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan penyakit.

Langkah-langkah 3M Plus meliputi:

  • Menguras tempat penampungan air secara rutin.
  • Menutup rapat semua tempat penampungan air.
  • Mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.

Selain 3M, terapkan PLUS berikut:

  • Menanam tanaman pengusir nyamuk.
  • Memantau tempat penampungan air secara berkala.
  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
  • Menggunakan obat anti nyamuk.
  • Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
  • Melakukan gotong royong membersihkan lingkungan.
  • Menyimpan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup.
  • Memberikan larvasida pada penampungan air yang sulit dikuras.
  • Memperbaiki saluran air yang tidak lancar.

Pencegahan DBD membutuhkan kerjasama dari semua pihak. Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam menekan angka kejadian penyakit ini. Pencegahan DBD adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas petugas kesehatan. Dengan memperkuat semua lini pencegahan dan pengendalian, kita dapat melindungi keluarga dan masa depan dari ancaman DBD.

Scroll to Top