Netanyahu Perintahkan Negosiasi Pembebasan Sandera dengan Hamas di Gaza

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan instruksi penting untuk membuka jalur negosiasi dengan kelompok Hamas. Tujuan utama dari perundingan ini adalah pembebasan segera para sandera yang masih ditahan di wilayah Gaza.

Keputusan ini diumumkan sehari setelah Kementerian Pertahanan Israel mengesahkan rencana mobilisasi sekitar 60.000 tentara cadangan. Pasukan tambahan ini dipersiapkan untuk operasi perebutan benteng terakhir Hamas di Kota Gaza.

Netanyahu menegaskan komitmennya dalam sebuah pernyataan video. "Saya datang untuk menyetujui rencana militer untuk menguasai Kota Gaza dan mengalahkan Hamas," ujarnya. "Bersamaan dengan itu, saya telah memerintahkan dimulainya negosiasi secepatnya untuk membebaskan seluruh sandera kita dan mengakhiri perang dengan persyaratan yang dapat diterima Israel."

Proses mediasi telah berlangsung, dengan para mediator menunggu respons resmi dari pihak Israel terkait proposal gencatan senjata terkini. Hamas sendiri telah menyatakan persetujuannya terhadap rencana tersebut.

Netanyahu menyampaikan apresiasinya kepada para prajurit cadangan dan pasukan reguler atas dedikasi mereka dalam misi penting ini. Ia menekankan bahwa "mengalahkan Hamas dan membebaskan semua sandera kita berjalan beriringan."

Selama hampir dua tahun konflik, Israel dan Hamas telah terlibat dalam beberapa putaran negosiasi tidak langsung. Upaya ini menghasilkan dua gencatan senjata sementara, yang memungkinkan pembebasan sejumlah sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina.

Dari total 251 sandera yang diculik dalam serangan Hamas pada Oktober 2023 di wilayah selatan Israel, diperkirakan 49 orang masih berada di Gaza. Militer Israel melaporkan bahwa 27 di antaranya telah meninggal dunia.

Scroll to Top