Penderitaan warga Gaza mencapai titik nadir. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi mengumumkan terjadinya bencana kelaparan di wilayah yang terus dirundung konflik. Menanggapi situasi tersebut, Hamas mendesak penghentian segera perang di Gaza dan pencabutan blokade oleh Israel.
Dalam pernyataan yang dipublikasikan, Hamas menyerukan tindakan cepat dari PBB dan Dewan Keamanan untuk menghentikan peperangan dan mengakhiri pengepungan. Mereka juga menuntut pembukaan jalur perlintasan tanpa pembatasan, demi memastikan aliran bantuan makanan, obat-obatan, air bersih, dan bahan bakar secara berkelanjutan.
Hamas menegaskan deklarasi PBB ini mengonfirmasi bencana kemanusiaan yang melanda Gaza. Mereka menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata dalam perang.
"Kami di gerakan Hamas menekankan pentingnya deklarasi PBB ini, meskipun datangnya sudah sangat terlambat – setelah berbulan-bulan peringatan dan penderitaan yang dialami rakyat kami di bawah pengepungan dan kelaparan sistematis," tegas pernyataan tersebut. Hamas menyerukan komunitas internasional dan lembaga-lembaganya untuk bertanggung jawab secara hukum dan moral, menghentikan kejahatan terhadap kemanusiaan, dan menyelamatkan lebih dari dua juta nyawa yang terancam genosida, kelaparan, dan penghancuran sistematis.
Pakar PBB memperkirakan setidaknya 500.000 orang menghadapi ancaman kelaparan yang dahsyat. Ini menjadi deklarasi kelaparan pertama kalinya yang dikeluarkan PBB untuk wilayah Timur Tengah. Pejabat bantuan PBB, Tom Fletcher, menyatakan bahwa bencana kelaparan ini sepenuhnya dapat dicegah. Menurutnya, bantuan makanan terhambat masuk ke Gaza akibat blokade sistematis oleh Israel.
Bantahan Israel
Israel membantah keras pengumuman PBB tentang kelaparan di Gaza. Mereka bersikeras tidak ada kelaparan di wilayah tersebut dan menuding temuan PBB didasarkan pada kebohongan Hamas. Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa laporan PBB tidak berdasar dan tidak mencerminkan realitas di lapangan.