Kuala Lumpur – Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (RMAF) mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara operasional seluruh armada jet tempur F/A-18D Hornet. Keputusan ini diambil menyusul insiden kecelakaan yang menimpa salah satu pesawat tersebut.
Kepala RMAF, Datuk Seri Muhammad Norazlan Aris, menyatakan bahwa pengandangan ini akan berlangsung hingga penyebab kecelakaan berhasil diungkap melalui investigasi mendalam.
"Untuk sementara waktu, seluruh jet tempur F/A-18D Hornet tidak dioperasikan sampai hasil penyelidikan mengungkap akar permasalahan dari insiden ini," tegasnya.
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan. Pesawat dilengkapi dengan alat perekam data, mirip kotak hitam, yang datanya akan dianalisis untuk membantu mengidentifikasi kemungkinan pemicu insiden. Spekulasi yang beredar di media sosial, termasuk kemungkinan akibat serangan burung atau masuknya benda asing (FOD), belum dapat dipastikan.
Dewan Penyelidikan telah dibentuk dan segera memulai tugasnya. Laporan awal diharapkan dapat dirilis secepatnya. Anggota dewan penyelidik adalah para perwira berpengalaman yang terlatih khusus dalam investigasi kecelakaan pesawat.
Sebelumnya, Perdana Menteri Anwar Ibrahim telah menginstruksikan penyelidikan komprehensif terkait jatuhnya jet tempur di bandara Kuantan, Pahang. Beliau juga mendoakan kesembuhan bagi kedua personel militer yang terluka dalam insiden tersebut.
Kecelakaan ini, yang terjadi pada Kamis (21/8) malam, tercatat sebagai insiden serius pertama yang melibatkan jet tempur F/A-18D Hornet sejak mulai beroperasi pada tahun 1997.
Syukurlah, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini. Dua personel militer, Mohamad Azhar Alang Kamarudin (34) dan Mohammad Izzudin Mohamad Salleh (28), berhasil menyelamatkan diri dengan melontarkan diri dari kokpit sebelum pesawat meledak dan menghantam tanah.
Rekaman video yang beredar menunjukkan kobaran api pada mesin jet tempur saat lepas landas.