Gonjang-Ganjing di Pentagon: Trump Bersih-Bersih, Kepala Intelijen Pertahanan Dicopot!

Pemerintahan Presiden Donald Trump kembali mengguncang dunia militer Amerika Serikat. Kali ini, Kepala Badan Intelijen Pertahanan (DIA), Letnan Jenderal Jeffrey Kruse, dicopot dari jabatannya, menambah daftar panjang pemecatan pejabat tinggi militer tahun ini.

Pemicunya diduga kuat adalah penilaian awal DIA yang menyatakan bahwa serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran hanya menunda program nuklir Teheran selama beberapa bulan. Penilaian ini bertentangan dengan klaim Trump yang menyatakan bahwa serangan tersebut "melenyapkan" seluruh situs nuklir Iran.

Seorang pejabat senior pertahanan mengkonfirmasi pencopotan Kruse tanpa memberikan detail lebih lanjut. Sebelum menjabat sebagai Direktur DIA, Kruse memiliki pengalaman luas, termasuk menjadi penasihat urusan militer untuk direktur intelijen nasional dan direktur intelijen untuk koalisi melawan ISIS.

Selain Kruse, dua perwira senior lainnya, Wakil Laksamana Nancy Lacore (Kepala Cadangan Angkatan Laut) dan Laksamana Muda Milton Sands (Komandan Komando Perang Khusus Angkatan Laut), juga dikabarkan meninggalkan posisi mereka.

Serangan AS terhadap tiga lokasi nuklir Iran pada Juni lalu melibatkan lebih dari 125 pesawat militer dan kapal selam berpeluru kendali. Trump mengklaim operasi itu sebagai "keberhasilan militer yang spektakuler." Namun, laporan DIA meragukan klaim tersebut, memicu kemarahan pemerintahan Trump.

Sejak awal masa jabatan keduanya, Trump memang gencar melakukan "pembersihan" di kalangan perwira tinggi militer. Jenderal Charles "CQ" Brown, Ketua Kepala Staf Gabungan, dipecat pada Februari lalu tanpa penjelasan.

Daftar perwira senior yang dipecat tahun ini juga mencakup kepala Angkatan Laut, Penjaga Pantai, kepala Badan Keamanan Nasional, wakil kepala staf Angkatan Udara, seorang laksamana Angkatan Laut yang ditugaskan untuk NATO, dan tiga pengacara militer terkemuka. Bahkan, Kepala Staf Angkatan Udara baru-baru ini mengumumkan pengunduran dirinya lebih awal dari masa jabatan.

Sebelumnya, Pentagon juga memerintahkan pengurangan jumlah jenderal dan laksamana bintang empat yang bertugas aktif serta pengurangan jumlah keseluruhan jenderal dan perwira tinggi. Gonjang-ganjing di Pentagon ini menimbulkan pertanyaan besar tentang stabilitas dan arah kebijakan pertahanan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump.

Scroll to Top