Kelompok-kelompok perlawanan Palestina meningkatkan aksi bersama untuk menggagalkan upaya pencaplokan Kota Gaza oleh pasukan Israel. Faksi-faksi pejuang bersatu melancarkan serangan sebagai respon terhadap agresi yang terus berlanjut.
Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, menyatakan bahwa pejuangnya berhasil menembak mati seorang tentara Israel yang keluar dari tank Merkava di dekat Masjid Badr, selatan lingkungan al-Zaytoun, selatan Kota Gaza, pada 18 Agustus 2025.
Sebelumnya, Brigade al-Qassam juga melakukan pengeboman terhadap konsentrasi pasukan dan posisi militer Israel di Rafah dan Khan Yunis, Jalur Gaza selatan. Mereka menggunakan roket Rajum jarak pendek untuk menyerang tentara dan kendaraan Israel di daerah al-Matahin dekat poros Morag, serta di poros Salah al-Din, selatan desa Sweida, barat Rafah.
Brigade Al-Quds, sayap bersenjata gerakan Jihad Islam, melaporkan telah menembaki mesin-mesin perang Israel dengan mortir standar 60 mm di dekat Aula al-Muhandis, kawasan Al-Satar Al-Gharbi, utara Khan Younis, selatan Jalur Gaza.
Brigade Syuhada Al-Aqsa, berkoordinasi dengan Brigade Al-Nasser Salah al-Din, cabang militer Komite Perlawanan Rakyat, mengumumkan serangan mortir 60 mm terhadap kumpulan pasukan pendudukan dan kendaraan militer di Jalan Al-Villat, utara Khan Younis.
Brigade Mujahidin, sayap bersenjata Gerakan Mujahidin, mengklaim telah menembak jatuh sebuah drone Israel yang melakukan misi pengintaian di selatan lingkungan al-Zaytoun, Kota Gaza.
Aksi-aksi perlawanan ini terus berlanjut meskipun Jalur Gaza telah mengalami pemboman, pengepungan, dan kelaparan selama hampir 23 bulan. Agresi Israel telah menyebabkan lebih dari 62 ribu orang tewas, sebagian besar anak-anak dan perempuan. Militer Israel terus meningkatkan serangan mereka dalam upaya mencaplok Kota Gaza.
Data rahasia intelijen militer Israel mengungkapkan bahwa 83 persen dari warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di Gaza adalah warga sipil. Tingkat pembantaian ini dianggap sangat tinggi dan jarang terjadi dalam konflik beberapa dekade terakhir.
Data intelijen militer Israel mencatat sekitar 8.900 pejuang Hamas dan Jihad Islam Palestina yang tewas atau "mungkin tewas" dalam 19 bulan pertama perang. Sementara itu, lebih dari 53.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel, termasuk kombatan dan warga sipil. Jumlah pejuang yang tercatat dalam database intelijen militer Israel hanya 17 persen dari total korban, menunjukkan bahwa mayoritas korban jiwa adalah warga sipil.