Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, kembali menjadi sorotan. Sebuah kejadian misterius terungkap, menambah kabut teka-teki seputar penyebab wafatnya Daru.
Menurut keterangan keluarga, seorang pria tak dikenal menyambangi rumah mertua almarhum di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, saat malam pengajian (9/7). Pria tersebut menyerahkan sebuah amplop coklat kepada asisten rumah tangga (ART). Amplop itu berisi benda-benda yang menimbulkan tanda tanya besar.
Isi amplop tersebut berupa gabus putih dengan bentuk bintang dan hati, serta sekuntum bunga kamboja. Keluarga Daru, termasuk istri almarhum, tidak mengenali pria misterius tersebut. Usai memberikan amplop, pria itu langsung pergi.
Benda-benda aneh ini telah diserahkan kepada pihak yang melakukan penyelidikan terkait kematian Daru. Kuasa hukum keluarga meminta pihak kepolisian untuk mendalami makna simbol-simbol tersebut dan mengungkap pesan tersembunyi di baliknya. Keluarga berharap, petunjuk ini dapat membantu mengungkap fakta sebenarnya di balik kematian Daru yang dinilai masih menyimpan misteri.
Ayah kandung Daru, Subaryono, akhirnya muncul di hadapan publik. Ia menjelaskan bahwa selama ini keluarga belum memberikan pernyataan karena kondisi psikologis yang terpuruk dan kondisi kesehatan ibunda Daru yang belum pulih pascaoperasi kanker usus.
Pihak keluarga belum sepenuhnya menerima hasil penyelidikan polisi. Melalui kuasa hukumnya, mereka meminta agar kasus ini ditarik ke Mabes Polri untuk penyelidikan lebih mendalam.
Sebagai pengingat, Daru ditemukan meninggal dunia dengan wajah terlilit lakban kuning di sebuah kos di kawasan Menteng, Jakarta Pusat (8/7).
Pada akhir Juli, pihak kepolisian menyatakan tidak menemukan unsur pidana dalam kasus ini. Kesimpulan tersebut didasarkan pada olah TKP dan barang bukti yang ada. Hasil pemeriksaan Puslabfor menunjukkan sidik jari dan DNA pada lakban adalah milik korban, yang mengindikasikan tidak ada keterlibatan pihak lain.