JAKARTA, KOMPAS.TV – Roy Suryo, seorang pakar telematika yang juga dilaporkan atas dugaan pencemaran nama baik Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), memberikan tanggapan terkait pernyataan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengenai polemik ijazah Jokowi yang beredar di YouTube pada Jumat, 22 Agustus 2025.
Roy menyoroti komentar-komentar yang menyertai video pernyataan UGM tersebut. Menurutnya, banyak komentar yang justru menilai UGM semakin tidak jelas. Ia mengaku kecewa dengan sikap UGM yang dianggapnya kurang profesional karena tidak memberikan bukti yang cukup.
Roy menyinggung buku "Jokowi’s White Paper" yang memuat foto Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, yang pada 24 Oktober 2022 memamerkan fotokopi ijazah Jokowi.
Selain itu, Roy juga mengkritik pernyataan Rektor UGM, Ova Emilia, yang menyatakan bahwa tanggung jawab atas pemanfaatan dan perlindungan ijazah setelah kelulusan pada tahun 1985 menjadi tanggung jawab alumni yang bersangkutan. Roy menganggap pernyataan tersebut sebagai upaya UGM untuk melepaskan tanggung jawab.
UGM sebelumnya telah mengunggah klarifikasi mengenai polemik ijazah Jokowi melalui kanal YouTube dengan tajuk #UGMMENJAWAB IJAZAH JOKO WIDODO. Dalam video tersebut, Rektor UGM Ova Emilia menegaskan bahwa Jokowi adalah lulusan resmi UGM dan ijazah telah diserahkan pada tahun 1985. UGM menyatakan tidak bertanggung jawab atas ijazah yang beredar saat ini.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Wening Udasmoro, menjelaskan bahwa UGM tidak dapat memberikan klarifikasi terkait ijazah karena terbentur peraturan yang melindungi data pribadi. Data pribadi hanya dapat diberikan kepada lembaga berwenang jika diminta.
Dekan Fakultas Kehutanan Sigit Sunarta membenarkan bahwa Jokowi masuk Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1980 dan memiliki bukti registrasi. Namun, bukti tersebut saat ini berada di kepolisian.