Dunia industri media Indonesia, yang didominasi kaum adam, mencatat sebuah nama: Maria Goretti Limi Xu, atau akrab disapa Ci Limi. Perempuan kelahiran Pontianak ini berhasil menorehkan sejarah sebagai wanita pertama yang memimpin tim produksi liga sepak bola Indonesia. Lebih dari itu, ia kini menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) di TvOne, bukti nyata ketangguhan dan dedikasinya.
Keberhasilan Ci Limi menginspirasi banyak perempuan Indonesia untuk berani bermimpi dan mengejar karir di industri media. Dengan darah Tionghoa dan beragama Islam, ia membuktikan bahwa kesenjangan gender bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan.
Ci Limi percaya bahwa usaha keras, ketekunan, dan semangat pantang menyerah adalah kunci utama. Ia adalah perwujudan "Kartini masa kini" yang mampu memimpin dan memberikan dampak positif.
Masa Kecil Membentuk Karakter
Masa kecil Ci Limi di Pontianak Barat, bersama kakek dan neneknya, menanamkan nilai-nilai disiplin dan kerja keras. Dididik dengan keras sejak kecil, ia belajar bertanggung jawab atas tindakan dan lingkungannya. Hukuman rotan saat kecil, meskipun keras, membentuknya menjadi pribadi yang disiplin dan kuat.
Sosok ibunya juga menjadi inspirasi utama. Dari ibunya, Ci Limi belajar tentang arti perjuangan hidup dan bahwa kesuksesan membutuhkan usaha yang tak kenal lelah.
Pemimpin "Killer" dengan Dampak Positif
Di dunia kerja, Ci Limi dikenal sebagai sosok yang disiplin, tegas, bahkan mendapat julukan "killer". Namun, ia percaya bahwa ketegasannya justru membawa dampak positif. Ia selalu datang paling pagi, pulang paling malam, dan tak ragu untuk mengejar karyawannya melalui pesan singkat demi memastikan pekerjaan berjalan sesuai standar.
Bagi Ci Limi, hasil maksimal adalah target utama. Untuk mencapainya, ia mendorong diri sendiri dan timnya untuk bekerja melampaui batas.
Perjalanan Karir yang Tak Terduga
Awalnya, Ci Limi tak pernah membayangkan akan berkarir di industri media. Semuanya berawal saat ia kuliah Sastra Cina dan bertemu dengan Ernst Katoppo yang kemudian mengajaknya bekerja di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Dari sana, karirnya melesat, berpindah dari TPI ke Trans TV, LaTV (tvOne), hingga MNC TV.
Namanya semakin dikenal saat menjabat sebagai CEO Rajawali Televisi (RTV) pada tahun 2013, di mana ia sukses melakukan rebranding besar-besaran. Setelahnya, ia sempat menduduki jajaran direksi di TvOne dan ANTV, hingga akhirnya menjadi CEO TvOne.
"Tukang Bengkel" Perusahaan Media
Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di dunia pertelevisian, Ci Limi dijuluki "tukang bengkel" karena kemampuannya dalam manajemen perusahaan media. Ia piawai melakukan rebranding, mengubah budaya perusahaan, menciptakan visi bisnis baru, dan membangun citra merek.
Ci Limi selalu ingin memberikan yang terbaik bagi perusahaan tempatnya bekerja dan meninggalkan warisan positif.
Isu Gender Bukan Penghalang
Ci Limi adalah contoh nyata bagaimana seorang perempuan dapat meraih posisi puncak di industri media yang didominasi laki-laki. Ia tak pernah merasa gender menjadi hambatan. Baginya, perempuan dan laki-laki berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri.
Ci Limi bahkan merasa bahwa perempuan memiliki keuntungan tersendiri di industri media karena lebih luwes dan mampu membawa perspektif yang berbeda.
Namun, ia mengakui bahwa tantangan terbesar bagi perempuan di industri media adalah soal waktu. Pekerja media harus siap bekerja kapan saja, terutama di bidang program berita televisi. Oleh karena itu, Ci Limi menyarankan agar perempuan yang ingin mencapai puncak karir harus siap mengesampingkan kehidupan pribadi dan fokus pada pekerjaan.