Pasar saham Indonesia menunjukkan performa impresif pagi ini, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak hingga satu persen saat pembukaan perdagangan. Pada pukul 9:20 WIB, 25 Agustus 2025, IHSG berada di level 7.921, mencerminkan kenaikan sebesar 0,96% dari posisi sebelumnya. Dengan laju ini, IHSG semakin mendekati rekor penutupan tertinggi sepanjang masa di 7.943 dan level psikologis 8.000.
Optimisme pasar ini dipicu oleh indikasi penurunan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), yang diungkapkan oleh Ketua Jerome Powell. The Fed memiliki pengaruh signifikan terhadap stabilitas pasar keuangan global, termasuk Indonesia.
Sinyal pelonggaran kebijakan moneter dari The Fed ini disambut positif. Potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dapat memicu arus modal masuk ke Indonesia, yang pada gilirannya akan memperkuat IHSG dan nilai tukar rupiah.
Selain itu, langkah The Fed ini juga dapat mengurangi ketidakpastian ekonomi global, membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih cepat. Bank Indonesia (BI) juga akan memiliki fleksibilitas lebih besar untuk menurunkan suku bunga jika The Fed melakukan hal serupa.
Selain sentimen The Fed, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga turut berkontribusi pada reli IHSG. Rupiah dibuka menguat 0,64% ke level Rp16.230/US$, merespons sinyal dovish dari Jerome Powell dalam Simposium Jackson Hole.