RBFLOAT: Ledakan Radio Tercepat dan Terdekat yang Mengungkap Misteri Alam Semesta

Para astronom baru saja dikejutkan oleh penemuan ledakan radio cepat (FRB) yang luar biasa, dijuluki RBFLOAT (Radio Burst Brightest Flash of All Time). Semburan radio ini berasal dari galaksi terdekat dan memecahkan rekor sebagai salah satu yang paling terang dan paling dekat yang pernah terdeteksi. Penemuan ini membuka pintu bagi penelitian mendalam tentang fenomena kosmik misterius ini dengan tingkat presisi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Apa Itu Ledakan Radio Cepat (FRB)?

FRB adalah semburan energi singkat dalam bentuk gelombang radio yang hanya berlangsung beberapa milidetik. Namun, dalam waktu singkat itu, energinya dapat melebihi kecerahan seluruh sumber radio di dalam satu galaksi. Intensitasnya yang luar biasa memungkinkan FRB terdeteksi dari jarak miliaran tahun cahaya. Asal-usul fenomena ini masih menjadi misteri, meskipun banyak teori menghubungkannya dengan bintang neutron bermagnet sangat kuat yang disebut magnetar.

Penemuan Spektakuler RBFLOAT

Tim ilmuwan internasional berhasil mendeteksi ledakan radio cepat ini dari jarak sekitar 130 juta tahun cahaya, terletak di galaksi spiral NGC 4141 di rasi Ursa Major. Jarak ini sangat dekat dalam skala kosmik, menjadikannya FRB terdekat yang pernah diamati. Selain itu, sinyalnya sangat kuat, sehingga layak dijuluki "kilatan radio paling terang sepanjang masa".

Penemuan ini memberikan kesempatan emas untuk mempelajari FRB "normal" dengan resolusi yang luar biasa. Deteksi RBFLOAT dimungkinkan berkat teleskop CHIME (Canadian Hydrogen Intensity Mapping Experiment) di British Columbia, Kanada. Awalnya dirancang untuk memetakan distribusi hidrogen di alam semesta, CHIME juga sangat sensitif terhadap ledakan radio berenergi tinggi. Sejak 2018, teleskop ini telah mencatat ribuan FRB, meskipun sebelumnya sulit menentukan lokasi asal setiap semburan dengan akurasi tinggi.

Pemasangan CHIME Outriggers, tiga stasiun tambahan berskala mini yang ditempatkan di berbagai wilayah Amerika Utara, mengubah segalanya. Dengan bekerja bersama, sistem ini berfungsi seperti teleskop raksasa seukuran benua yang mampu melacak lokasi FRB dengan tingkat akurasi yang belum pernah ada sebelumnya.

RBFLOAT adalah deteksi pertama yang berhasil diidentifikasi lokasinya dengan konfigurasi CHIME Outrigger secara penuh. Kombinasi instrumen ini memungkinkan para peneliti menemukan tidak hanya galaksi induknya, tetapi juga wilayah persis di galaksi tersebut yang menjadi sumber semburan, tepat di bagian tepi, sedikit di luar area pembentukan bintang aktif.

Petunjuk Baru tentang Asal-Usul FRB

Lokasi FRB ini cukup mengejutkan. Kebanyakan hipotesis sebelumnya menduga FRB berasal dari magnetar muda yang biasanya terletak di pusat daerah pembentukan bintang. Namun, kilatan yang baru ditemukan justru berasal dari area pinggiran galaksi, bukan dari inti pembentuk bintang. Hal ini memunculkan dugaan bahwa sumbernya mungkin magnetar yang lebih tua, yang telah berpindah dari pusat aktivitas bintang ke bagian tepi galaksi.

Lokasi tersebut memberikan petunjuk mengenai usia kemungkinan magnetar. Jika FRB muncul dari pusat area pembentukan bintang, maka usianya sangat muda. Tetapi bila berada di pinggiran, seperti pada kasus ini, besar kemungkinan magnetar itu sudah berusia lebih tua.

Selain melacak lokasi, tim juga meninjau kembali data pengamatan CHIME selama beberapa tahun terakhir untuk mencari jejak semburan serupa. Hasilnya menunjukkan bahwa FRB ini tidak pernah berulang. Fakta tersebut semakin menambah kompleksitas teka-teki besar seputar FRB.

Sejak pertama kali ditemukan, para astronom telah mencatat ribuan FRB. Sebagian besar hanya terjadi sekali, sebagian kecil terdeteksi berulang, dan beberapa bahkan berulang dalam pola tertentu sebelum menghilang. Perdebatan pun muncul, apakah FRB yang berulang dan tidak berulang berasal dari mekanisme atau sumber yang sama? Penemuan FRB yang sangat dekat ini diharapkan bisa membantu menjawab pertanyaan tersebut.

Dengan semakin banyaknya FRB yang berhasil dilokalisir secara akurat, para ilmuwan semakin dekat dalam menyusun gambaran lengkap tentang asal-usul dan keragaman fenomena ini. Keragaman lingkungan di galaksi yang menjadi tempat lahir FRB menunjukkan kemungkinan besar ada lebih dari satu mekanisme pembentuknya.

Semakin banyak data yang terkumpul, semakin jelas pula kita memahami apakah FRB merupakan fenomena tunggal atau kumpulan fenomena berbeda yang kebetulan terlihat serupa.

Scroll to Top