Pemerintah Indonesia tengah berupaya keras menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) campak yang melanda Sumenep, Jawa Timur, dengan fokus utama pada peningkatan cakupan vaksinasi.
Wakil Menteri Kesehatan menekankan bahwa imunisasi dan vaksinasi campak sebenarnya telah menjadi program rutin untuk anak-anak. Lonjakan kasus yang terjadi kemungkinan besar disebabkan oleh rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap vaksinasi.
Pemerintah terus mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi melalui edukasi dan sosialisasi yang gencar. Vaksin telah tersedia di posyandu, dan tenaga posyandu telah dilatih untuk memberikan edukasi yang efektif kepada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan masyarakat semakin memahami manfaat vaksinasi dan terlindungi dari penyakit yang sebenarnya dapat dicegah, seperti campak.
KLB campak di Sumenep menjadi perhatian serius karena telah menyebabkan 17 kematian dan terdapat 2.035 kasus suspek yang tersebar di 26 kecamatan.
Sebagai langkah penanggulangan, sekitar 78.569 anak berusia 9 bulan hingga 6 tahun di Sumenep menjadi target vaksinasi campak. Program vaksinasi massal ini berlangsung selama 21 hari, mulai dari 25 Agustus hingga 14 September 2025.
Saat ini, tersedia sekitar 18 ribu vial vaksin, yang setara dengan lebih dari 80 ribu dosis. Vaksinasi tidak hanya dilakukan di 26 puskesmas, tetapi juga di puskesmas pembantu di seluruh Sumenep, untuk menjangkau seluruh sasaran.