Gaza City – Gelombang serangan udara Israel tanpa henti menghantam Jalur Gaza pada Minggu (24/8), memperburuk situasi kemanusiaan di wilayah tersebut. Militer Israel dilaporkan tengah mempersiapkan operasi ofensif baru yang menargetkan Kota Gaza, pusat populasi utama di daerah tersebut.
Akibat serangkaian serangan tersebut, sedikitnya 42 nyawa melayang. Menurut juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmoud Bassal, serangan udara intensif terkonsentrasi di sekitar Kota Gaza, wilayah yang diprediksi akan menjadi fokus utama operasi militer Israel selanjutnya.
Salah satu serangan menghantam lingkungan al-Sabra, merenggut sedikitnya delapan korban jiwa. Serangan lainnya tersebar di berbagai lokasi di seluruh Jalur Gaza. Bassal mengungkapkan jumlah korban tewas diperkirakan akan terus meningkat seiring upaya evakuasi dan pencarian korban terus berlangsung.
Warga Gaza menggambarkan situasi saat ini sebagai "sangat berbahaya," dengan keselamatan warga sipil yang terancam. Ibrahim al-Shurafa, seorang penduduk al-Sabra, menyampaikan keputusasaannya: "Situasinya sangat berbahaya… Setiap hari, setiap menit, ada pemboman, ada kematian, dan ada darah – kami tidak tahan lagi." Dia menambahkan bahwa serangan dan pengeboman terjadi terus-menerus, membuat warga sipil merasa tidak aman dan tidak tahu ke mana harus mencari perlindungan.
Data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza menunjukkan bahwa konflik yang sedang berlangsung telah menyebabkan sedikitnya 62.686 warga Palestina kehilangan nyawa, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil.