Kota Pekalongan Berhasil Tekan Angka Tuberkulosis, Fokus pada Lansia dan Deteksi Dini

Kota Pekalongan mencatatkan kemajuan signifikan dalam penanganan Tuberkulosis (TBC) di tahun 2024. Tingkat kesembuhan pasien mencapai hampir 95%, menunjukkan keberhasilan program pengobatan yang dijalankan. Meskipun demikian, sekitar 5% pasien, terutama dari kalangan lanjut usia (lansia), tidak berhasil diselamatkan.

Kondisi kesehatan lansia yang rentan dengan penyakit penyerta menjadi tantangan utama. "Lansia yang terinfeksi TBC dan memiliki penyakit lain, seringkali sulit diobati secara optimal, yang berujung pada kematian," ungkap perwakilan Dinas Kesehatan Kota Pekalongan.

Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Kesehatan akan meningkatkan upaya skrining melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang ditargetkan untuk lansia. Fokus utama adalah melakukan skrining TBC pada pasien Diabetes Melitus, sebagai upaya preventif untuk menekan angka kematian akibat TBC.

Tingginya tingkat kesembuhan TBC di Kota Pekalongan juga mencerminkan kesadaran masyarakat, khususnya penderita TBC, untuk menjalani pengobatan secara teratur. Pengobatan TBC memang membutuhkan waktu yang relatif lama, minimal 6 bulan dan dapat mencapai 9 bulan hingga 1 tahun, tergantung pada tingkat keparahan penyakit.

Pemerintah menyediakan obat TBC gratis selama 6 bulan. Jika kondisi pasien belum membaik, mereka akan dirujuk ke dokter spesialis paru untuk mendapatkan penanganan lanjutan, termasuk tambahan pengobatan selama sekitar 3 bulan.

Di tahun 2024, tercatat sekitar 1.200 kasus TBC di Kota Pekalongan. Dengan tingkat kesembuhan yang tinggi dan upaya deteksi dini yang terus ditingkatkan, diharapkan penanganan TBC di tahun 2025 dapat semakin optimal dan berhasil menekan angka kematian.

Scroll to Top