Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, tengah berjuang melawan peningkatan kasus campak yang signifikan. Hingga Agustus 2025, tercatat 281 kasus suspek campak yang memicu kekhawatiran di kalangan tenaga kesehatan setempat.
Kelompok Usia Rentan
Data menunjukkan bahwa anak-anak usia 1-4 tahun menjadi kelompok yang paling terdampak, mencakup 55% dari total kasus. Sementara itu, 27% kasus terjadi pada anak usia 5-9 tahun, 10% pada bayi di bawah 1 tahun, dan 8% pada kelompok usia di atas 10 tahun.
Rendahnya Tingkat Imunisasi
Fakta yang mencengangkan adalah lebih dari 60% pasien campak di Pohuwato belum pernah mendapatkan imunisasi campak sama sekali. Hanya sebagian kecil, sekitar 6%, yang tercatat pernah menerima imunisasi, itupun hanya satu kali atau lebih.
Komplikasi dan Penanganan
Sejumlah kasus campak di Pohuwato dilaporkan disertai komplikasi serius seperti pneumonia, diare, dan infeksi paru-paru. Meskipun beberapa pasien memerlukan perawatan di rumah sakit, sebagian besar kasus berhasil ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Pemerintah daerah dan dinas kesehatan setempat terus berkoordinasi untuk memperkuat penemuan kasus, melakukan investigasi mendalam, serta menindaklanjuti laporan kasus dengan segera. Ketersediaan vaksin dipastikan mencukupi, dan sosialisasi tentang pentingnya imunisasi terus digencarkan.
Tantangan dan Peluang
Meskipun ada tantangan seperti keterlambatan pelaporan, kurang optimalnya investigasi epidemiologi, dan belum dilaksanakannya imunisasi massal (ORI), peluang pengendalian tetap terbuka lebar. Tenaga surveilans dan petugas imunisasi di Pohuwato telah mendapatkan pelatihan khusus, dan ketersediaan logistik imunisasi serta pelaporan kasus secara real-time menjadi modal penting untuk respons cepat di lapangan.
Pemerintah berkomitmen untuk terus melakukan langkah-langkah promotif, preventif, serta memperluas cakupan imunisasi demi melindungi masyarakat dari ancaman campak yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).