Jakarta – Kabar kurang sedap menghampiri platform e-commerce Tokopedia, dengan isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang semakin santer terdengar. Isu ini mencuat sejak Tokopedia diakuisisi oleh TikTok, anak perusahaan ByteDance, pada akhir tahun 2023 lalu.
Meskipun manajemen Tokopedia belum memberikan pernyataan resmi, informasi dari sumber internal mengungkap gambaran yang cukup mengkhawatirkan. Karyawan yang terdampak PHK mengaku mendapatkan informasi mendadak melalui undangan town hall yang dikirimkan sehari sebelumnya.
Sumber tersebut juga mengungkapkan bahwa manajemen Tokopedia memang pernah menyampaikan kabar PHK sebelumnya, namun gelombang PHK lanjutan diyakini akan terus berlanjut. Integrasi dua perusahaan, Tokopedia dan TikTok Shop, memicu redundansi di beberapa divisi, yang berujung pada PHK.
Isu yang beredar menyebutkan bahwa sekitar 420 karyawan Tokopedia telah terdampak PHK dalam dua bulan terakhir. Pada Agustus, sekitar 240 orang dikabarkan terkena pemangkasan, sementara pada Juli lalu, 180 karyawan telah lebih dulu diberhentikan. Divisi yang terdampak termasuk teknologi informasi (IT), customer care, tim pemenuhan pesanan (fulfillment), dan gudang.
Namun, sumber tersebut menambahkan bahwa pengurangan pegawai sebenarnya telah dilakukan secara berkala setiap kuartal, meskipun dalam skala kecil. "Yang sekarang banyak kena (PHK) itu bagian teknologi informasi dan operasional," ujarnya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Budi Primawan, mengakui adanya penyesuaian organisasi sejak proses merger dengan TikTok Shop. Namun, informasi mengenai jumlah karyawan yang terdampak belum dapat dipastikan.
Alasan PHK: Terlalu Gemuk?
Alasan utama di balik PHK ini diduga karena jumlah karyawan Tokopedia yang dianggap terlalu banyak atau "gemuk" oleh TikTok, terutama setelah digabungkan dengan tim dari TikTok Shop yang bergerak di sektor bisnis yang sama.
"Intinya dari TikTok bilang kalau karyawan Tokopedia tuh ‘gemuk’ banget. Jadi harus dipangkas jadi ratusan (karyawan) saja," ungkap sumber tersebut.
Jumlah karyawan gabungan Tokopedia dan TikTok Shop di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 2.500 orang, yang dianggap "overweight" oleh TikTok sebagai pemilik saham mayoritas Tokopedia. Tim teknis yang tersisa bahkan harus "pindah" ke mainland China dan berada di bawah koordinasi TikTok China. Progres PHK karyawan Tokopedia ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga akhir tahun, seiring dengan target integrasi sistem yang rampung.
Bisnis Gudang Tokopedia Ditutup
Selain pengurangan pegawai, Tokopedia juga mengevaluasi prioritas bisnisnya dengan menutup bisnis gudang miliknya yang disebut ‘Dilayani Tokopedia’. Layanan fulfillment ini, yang dirilis sejak Maret 2022, resmi berhenti beroperasi sejak 15 Agustus 2025, yang juga diiringi dengan pemberhentian karyawan yang selama ini menggawanginya.
Tokopedia kini menjadi entitas gabungan yang dimiliki bersama oleh TikTok (75%) dan GoTo (25%). Akuisisi ini memungkinkan TikTok untuk kembali menjalankan layanan TikTok Shop di Indonesia setelah sempat dilarang. Konsolidasi antara Tokopedia dan TikTok Shop ini menjadi penyebab utama efisiensi karyawan yang terjadi saat ini.