Ratusan Warga Gaza Terjebak Reruntuhan Akibat Gempuran Israel

Serangan militer Israel yang terus menerus di Gaza, Palestina, telah menyebabkan situasi kemanusiaan yang mengerikan. Lebih dari seribu bangunan di kawasan pemukiman Zeiton dan Sabra, Kota Gaza, rata dengan tanah akibat serangan sejak awal Agustus. Akibatnya, ratusan warga sipil dilaporkan tertimbun di bawah puing-puing bangunan yang hancur.

Tim penyelamat dari Pertahanan Sipil Palestina menghadapi kendala besar dalam upaya mereka. Penembakan tanpa henti oleh tentara Israel di dua kawasan tersebut menghambat akses, membuat operasi penyelamatan menjadi sangat sulit dan berbahaya.

"Tidak ada satu pun wilayah aman di Jalur Gaza, baik di utara maupun selatan. Warga sipil terus menjadi sasaran serangan, di rumah-rumah mereka, tempat penampungan, bahkan di kamp-kamp pengungsian," ungkap Pertahanan Sipil Palestina.

Tank-tank Israel dilaporkan telah memasuki pemukiman Sabra dalam upaya menduduki Kota Gaza sepenuhnya. Hampir satu juta warga Palestina terpaksa mengungsi ke wilayah selatan untuk mencari perlindungan.

Pada hari Minggu kemarin, sedikitnya 51 nyawa melayang akibat serangan Israel di Gaza, termasuk 27 orang di Kota Gaza dan 24 orang yang tengah mengantre bantuan.

Krisis kelaparan yang disebabkan oleh blokade Israel semakin memperburuk keadaan. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan delapan orang meninggal dunia akibat kelaparan, sehingga total korban jiwa akibat malnutrisi menjadi 289 orang, termasuk 115 anak-anak, sejak konflik dimulai.

Di tengah situasi yang semakin genting, Kementerian Dalam Negeri Gaza mengeluarkan peringatan terkait rencana Israel untuk menggusur paksa penduduk dari Kota Gaza dan wilayah utara. Mereka mendesak warga untuk tetap berada di rumah mereka, atau jika terancam, hanya pindah ke daerah-daerah terdekat, dan tidak menuju ke selatan.

"Kami mengimbau warga dan pengungsi di Kota Gaza untuk tidak menanggapi ancaman dan teror dari pendudukan. Tolak penggusuran dan pindah ke daerah-daerah lain di wilayah tengah dan Khan Younis," tegas Kementerian Dalam Negeri Gaza. Mereka menekankan bahwa "Tidak ada tempat aman di seluruh Jalur Gaza, dan pendudukan melakukan kejahatan keji setiap hari, bahkan mengebom tenda-tenda pengungsi di daerah yang diklaim sebagai wilayah kemanusiaan atau aman."

Scroll to Top