Beijing menyatakan keterkejutan dan kecaman mendalam atas serangan Israel yang menghantam sebuah rumah sakit di Jalur Gaza, yang mengakibatkan sedikitnya 20 orang tewas, termasuk lima jurnalis. China dengan tegas mengutuk serangan yang merenggut nyawa para pekerja media dan tenaga medis di wilayah Palestina tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyampaikan pernyataan keras ini dalam sebuah konferensi pers. Ia menanggapi pertanyaan mengenai serangan mematikan yang menghantam Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan. Serangan itu menewaskan sejumlah orang, termasuk jurnalis dari kantor berita ternama seperti Reuters, Associated Press, dan Al Jazeera.
"Kami menyampaikan belasungkawa tulus kepada para korban dan simpati mendalam kepada keluarga mereka," ujar Guo.
Perwakilan dari Reuters, Associated Press, dan Al Jazeera juga telah mengeluarkan pernyataan belasungkawa atas kehilangan kontributor mereka akibat serangan tersebut.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan penyesalan mendalam atas apa yang disebutnya sebagai "kecelakaan tragis" ketika serangan militer Israel menghantam Rumah Sakit Nasser. Militer Israel menyatakan akan melakukan investigasi atas insiden tersebut.
Konflik di Jalur Gaza telah menjadi salah satu yang paling mematikan bagi para jurnalis. Menurut pengawas media, sekitar 200 pekerja media telah tewas selama hampir dua tahun serangan Israel di wilayah tersebut.
China sangat prihatin dengan situasi yang memburuk di Jalur Gaza. Guo menekankan bahwa China mengecam semua tindakan yang membahayakan warga sipil, termasuk kekerasan terhadap jurnalis.
China mendesak Israel untuk segera menghentikan serangannya di Jalur Gaza dan menyetujui gencatan senjata. Guo menyerukan agar Israel segera menghentikan operasi militernya, mewujudkan gencatan senjata yang komprehensif dan langgeng, memulihkan pasokan kemanusiaan, mencegah krisis kemanusiaan yang lebih besar, dan berupaya meredakan ketegangan secepatnya.