Vaksin HPV dan Mitos Kemandulan: Fakta Penting yang Perlu Diketahui

Isu menyesatkan mengenai vaksin Human Papilloma Virus (HPV) yang disebut-sebut dapat menyebabkan kemandulan kembali mencuat, menimbulkan keraguan di kalangan orang tua untuk memberikan vaksinasi ini kepada putri mereka. Padahal, informasi tersebut adalah tidak benar.

Vaksin HPV Aman dan Tidak Mengganggu Kesuburan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah memberikan penegasan bahwa vaksin HPV aman dan tidak memiliki efek negatif terhadap kesuburan wanita. Klaim bahwa vaksin ini menyebabkan kemandulan adalah berita bohong yang sudah lama beredar.

Efek Samping Vaksin HPV: Ringan dan Sementara

Efek samping yang mungkin timbul setelah vaksinasi HPV umumnya bersifat ringan dan sementara. Beberapa efek samping yang umum meliputi:

  1. Kemerahan, pembengkakan, atau rasa nyeri di area suntikan.
  2. Demam ringan.

Reaksi-reaksi ini biasanya muncul dalam waktu 24 jam setelah penyuntikan dan akan hilang dalam beberapa hari.

Manfaat Vaksin HPV: Perlindungan Utama Terhadap Kanker Serviks

Tujuan utama imunisasi HPV adalah untuk mencegah kanker serviks, penyakit berbahaya yang disebabkan oleh infeksi virus HPV. Vaksin ini sangat efektif, dengan tingkat efektivitas mendekati 100% jika diberikan dalam dua dosis pada anak perempuan berusia 9-13 tahun.

Indonesia telah memasukkan vaksin HPV ke dalam program imunisasi nasional sejak tahun 2023, mengikuti jejak lebih dari seratus negara lainnya di dunia. Vaksin diberikan melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) setiap bulan Agustus, menargetkan anak perempuan sebelum mereka lulus Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI).

Ahli Kesehatan: Vaksin HPV Tidak Mempengaruhi Sistem Reproduksi

Para ahli di bidang obstetri dan ginekologi juga menegaskan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa vaksin HPV dapat menyebabkan kemandulan. Isu kemandulan akibat vaksin HPV hanyalah mitos belaka. Vaksin ini aman dan tidak berdampak negatif pada kesuburan.

Vaksin HPV justru sangat penting untuk melindungi perempuan dari kanker serviks. Reaksi alergi terhadap komponen vaksin juga sangat jarang terjadi.

Masyarakat diimbau untuk tidak mempercayai berita bohong dan tetap mengikuti program imunisasi demi kesehatan generasi mendatang.

Scroll to Top