Presiden Prabowo Anugerahkan Bintang Jasa Utama kepada Pejuang Kemerdekaan Aceh

JAKARTA, KOMPAS.TV – Sebuah momen mengharukan terjadi di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (25/8/2025), saat Presiden Prabowo Subianto memberikan Tanda Kehormatan Republik Indonesia kepada sejumlah tokoh berjasa. Salah satu penerima penghargaan Bintang Jasa Utama adalah Tengku Nyak Sandang bin Lamudin, seorang tokoh masyarakat kelahiran Aceh.

Nyak Sandang, yang hadir dengan kursi roda didampingi keluarganya, dinilai memiliki jasa besar dalam perjuangan kemerdekaan dan kemandirian transportasi udara nasional. Beliau rela mengorbankan harta pribadinya, berupa tanah dan emas, untuk ikut menyumbang pembelian pesawat pertama Republik Indonesia, Seulawah RI-001.

Pada tahun 1950, Nyak Sandang menyumbangkan sepetak sawah senilai Rp100 untuk mewujudkan impian memiliki pesawat yang kelak menjadi cikal bakal Garuda Indonesia. Ia masih mengingat jelas bagaimana proses penggalangan dana dilakukan saat itu.

Gagasan untuk membeli pesawat muncul setelah Gubernur Aceh dan Gubernur Militer saat itu, Abu Daud Beureueh, berpidato di halaman masjid di Calang, Aceh Jaya. Masyarakat berbondong-bondong datang untuk mendengarkan seruan pemimpin mereka.

Dalam pidatonya, Daud Beureueh membangkitkan semangat warga dan menekankan pentingnya pesawat bagi Indonesia yang baru merdeka, agar dapat berhubungan dengan negara lain.

Nyak Sandang dan ayahnya kemudian menjual sepetak tanah seharga Rp 100, meskipun sebenarnya bisa dijual dengan harga Rp 200. Hasil penjualan tersebut diserahkan kepada negara dan digunakan untuk membeli pesawat Seulawah RI-001. Saat itu, Nyak Sandang yang masih berusia 23 tahun menerima obligasi sebagai bukti kontribusinya.

Selain berkontribusi dalam pengadaan pesawat, Nyak Sandang juga aktif berjuang melawan penjajah sebagai pasukan pengintai. Sebagai kepala kelompok, ia bertanggung jawab memantau pergerakan kapal Belanda dan segera mengabari pasukan lain yang berada di Puncak Gureutee.

Scroll to Top