Sebuah tonggak sejarah dalam dunia medis baru saja tercatat di China. Tim medis dari First Affiliated Guangzhou Medical University Hospital berhasil melakukan transplantasi paru-paru babi yang telah dimodifikasi secara genetik ke seorang pasien dengan kondisi mati otak. Ini adalah yang pertama kalinya di dunia, menyusul upaya serupa dengan ginjal dan jantung babi.
Paru-paru hasil xenotransplantasi ini mampu berfungsi selama sembilan hari dalam tubuh pasien. Xenotransplantasi, yaitu transplantasi organ dari hewan ke manusia, menawarkan harapan baru di tengah kekurangan organ donor yang kronis.
Tantangan terbesar dalam xenotransplantasi adalah risiko infeksi dan penolakan organ. Pasien harus menerima pengobatan intensif untuk meminimalisir risiko tersebut. Paru-paru babi yang digunakan dalam prosedur ini telah melalui enam kali proses penyuntingan gen dan babi tersebut dipelihara dalam lingkungan steril dan terkontrol.
Studi menunjukkan tidak ada tanda-tanda penolakan langsung setelah operasi, namun komplikasi muncul sehari kemudian. Pembengkakan parah terjadi di seluruh tubuh pasien akibat penumpukan cairan, kemungkinan disebabkan oleh masalah aliran darah. Atas permintaan keluarga, percobaan ini akhirnya dihentikan.
Peneliti mencatat, meskipun studi ini menunjukkan potensi transplantasi paru-paru babi ke manusia, tantangan signifikan terkait penolakan organ dan risiko infeksi masih menjadi penghalang. Penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum prosedur ini dapat diulang secara klinis.
Dr. Ankit Bharat, Kepala Bedah Toraks di Northwestern Medicine Canning Thoracic Institute, menyampaikan bahwa penemuan ini menarik, namun transplantasi paru-paru babi ke manusia belum akan terwujud dalam waktu dekat. Paru-paru jauh lebih kompleks untuk ditransplantasikan dibandingkan organ lain. Fungsinya yang vital dalam filtrasi darah, pengaturan suhu, produksi trombosit, keseimbangan pH, pertahanan imun, serta fungsi metabolik dan endokrin, membuatnya sangat rentan terhadap penolakan.
Berbeda dengan ginjal dan jantung, paru-paru juga terpapar langsung dengan elemen luar seperti virus dan bakteri saat bernapas. Bahkan dalam transplantasi paru-paru antar manusia, menghindari penolakan tubuh sangat sulit. Antigen babi menambahkan lapisan kompleksitas baru yang berpotensi menimbulkan masalah tambahan.