Hujan deras yang tak henti-hentinya mengguyur India dan Pakistan telah memicu bencana banjir bandang dan tanah longsor yang dahsyat. Wilayah Kashmir yang dikelola India menjadi salah satu wilayah yang paling parah terdampak, dengan sungai-sungai yang meluap dan akses ke banyak desa terputus.
Sungai Chenab dilaporkan meluap hingga mengancam keberadaan Jembatan Pul Doda. Derasnya arus air yang menghantam pilar jembatan menimbulkan kekhawatiran serius akan kerusakan struktur jembatan. Selain itu, longsor dan guguran batu telah menutup jalan-jalan utama di berbagai distrik, melumpuhkan sistem transportasi.
Pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan kepada warga untuk menjauhi badan air dan tetap berada di dalam rumah. Tragisnya, banjir dan tanah longsor di kawasan ini telah merenggut sedikitnya 60 nyawa pada bulan ini. Bahkan di jalur ziarah Hindu yang populer di Kashmir, longsor menewaskan lima orang dan melukai sepuluh lainnya.
Situasi serupa juga terjadi di Pakistan, terutama di wilayah barat laut, di mana korban tewas akibat banjir dan tanah longsor mencapai hampir 400 orang.
Krisis ini juga meluas ke Provinsi Punjab, kawasan lumbung pangan Pakistan, di mana sekitar 150.000 warga telah dievakuasi dari sepanjang tiga sungai utama. Langkah evakuasi ini diambil sebagai antisipasi terhadap banjir yang diperparah oleh pelepasan air dari Bendungan Madhopur di India, yang sudah meluap akibat curah hujan tinggi.
Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan mengungkapkan bahwa India telah memberikan dua peringatan terkait pelepasan air bendungan tersebut. Gabungan antara pelepasan air bendungan dan hujan deras dikhawatirkan akan memperburuk banjir dan mengancam pasokan pangan Pakistan.
Bencana banjir dan tanah longsor ini menjadi pengingat akan dampak nyata dari krisis iklim, yang semakin meningkatkan intensitas bencana alam di seluruh dunia.