Asteroid Ryugu kembali membuktikan diri sebagai harta karun ilmu pengetahuan. Analisis terbaru terhadap partikel mikroskopis yang dikumpulkan oleh pesawat Hayabusa2 mengungkap jejak kimia langka yang menyimpan petunjuk penting tentang asal usul kehidupan.
Pemindaian sinar X mutakhir pada sampel asteroid ini menemukan mineral-mineral unik, air, senyawa organik, dan material pendukung kehidupan purba. Temuan ini seolah membuka jendela menuju masa lalu tata surya, jauh sebelum Bumi terbentuk.
Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi beragam mineral dan unsur yang berasal dari induk asteroid Ryugu. Campuran ini memberikan gambaran tentang interaksi awal antara material asteroid dengan fluida, membantu memahami proses yang membentuk komposisi Ryugu dan asteroid karbonik lainnya.
Ryugu, asteroid dekat Bumi yang kaya karbon, diperkirakan berasal dari wilayah dingin di luar tata surya. Miliaran tahun lalu, asteroid induknya mengalami pemanasan akibat peluruhan radioaktif yang mencairkan es menjadi air dan karbon dioksida. Cairan ini meresap ke dalam batuan, memicu reaksi kimia yang menghasilkan berbagai mineral, termasuk beberapa yang juga ditemukan di Bumi.
Analisis dua serpihan kecil asteroid, satu dari permukaan dan satu dari bawah permukaan, mengungkap keberadaan berbagai jenis mineral, termasuk karbonat, mineral besi, sulfida tembaga, hidroksiapatit, dan mineral fosfida langka yang tidak ditemukan di Bumi. Jejak selenium, sulfur, silikon, dan kalsium juga terdeteksi.
Keberagaman mineral ini mengindikasikan adanya interaksi intens antara fluida dan material kosmik di dalam asteroid miliaran tahun lalu. Karena batuan purba Bumi telah hancur akibat aktivitas tektonik dan erosi, Ryugu menawarkan pandangan tak tertandingi tentang kondisi pembentukan planet. Sampel ini bahkan berpotensi mengungkap apakah asteroid berperan dalam membawa air dan bahan organik yang memicu munculnya kehidupan di Bumi.
Seiring berjalannya waktu, proses alami di Bumi telah menghapus sebagian besar petunjuk kimiawi tentang bagaimana tata surya pertama kali terbentuk. Proyek pengambilan sampel asteroid seperti misi MMX JAXA yang menargetkan bulan Mars, Phobos, akan terus dilakukan, membuka peluang untuk meneliti asteroid metalik dan bahkan komet.