Ketegangan di Timur Tengah kembali membara. Pasukan Israel dilaporkan melakukan serangkaian serangan yang menyasar Suriah dan Yaman dalam beberapa hari terakhir, memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas.
Di Suriah, setelah melancarkan serangan udara yang menewaskan enam tentara Suriah di dekat Damaskus, pasukan Israel melakukan penggerebekan darat di sebuah lokasi militer dekat ibu kota tersebut. Media pemerintah Suriah melaporkan bahwa sebelum serangan terjadi, tentara Suriah menemukan alat pengintai di lokasi yang diserang, yang dulunya adalah pangkalan militer di Tal Maneh. Sementara itu, sebuah lembaga pemantau berbasis di Inggris menyebutkan bahwa lokasi tersebut diduga menyimpan senjata milik Hizbullah. Ini menjadi serangan darat pertama Israel sejak jatuhnya Bashar al-Assad beberapa waktu lalu. Pejabat Kementerian Pertahanan Suriah mengonfirmasi bahwa target serangan berkaitan dengan aktivitas militer di Tal Maneh. Di tengah ketegangan ini, Israel dikabarkan membuka pembicaraan dengan otoritas sementara di Damaskus, meskipun hasil negosiasi belum jelas.
Tidak hanya Suriah, Yaman juga menjadi sasaran serangan Israel. Pemberontak Houthi Yaman menuduh Israel melakukan serangan udara di Sanaa yang menyebabkan sedikitnya 10 orang tewas dan lebih dari 90 lainnya luka-luka. Houthi menyebut serangan itu menghantam pom bensin dan pembangkit listrik. Namun, militer Israel memberikan keterangan berbeda, mengklaim telah menyerang kompleks militer yang mencakup istana presiden, dua pembangkit listrik, dan depot bahan bakar. Israel menyatakan serangan itu merupakan respons atas aksi Houthi terhadap Israel, yang berdalih aksinya sebagai solidaritas terhadap rakyat Palestina sejak perang Israel-Hamas di Gaza pecah.