Gelombang kekhawatiran melanda Eropa. Beberapa negara di Benua Biru itu mulai mengimbau warganya untuk bersiap menghadapi kemungkinan konflik bersenjata, seiring dengan perang Rusia-Ukraina yang belum mereda.
Pemerintah sejumlah negara Eropa gencar merilis panduan persiapan menghadapi situasi darurat. Imbauan ini meliputi peningkatan ketahanan mental hingga partisipasi dalam simulasi evakuasi massal jika terjadi perang.
Kekhawatiran para pemimpin Eropa ini berakar pada eskalasi perang Rusia dan Ukraina yang dikhawatirkan menjalar ke negara-negara lain. Selain itu, kemajuan Rusia di Ukraina dan perubahan sikap Amerika Serikat, sekutu utama Eropa, memicu kecemasan negara-negara anggota NATO.
Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, bahkan menyerukan para ahli keamanan untuk "beralih ke pola pikir masa perang" pada Desember lalu.
Komisi Eropa juga tak ketinggalan mengeluarkan panduan pada bulan Maret yang menekankan pentingnya menyimpan makanan dan kebutuhan pokok lainnya. Tujuannya, agar warga mampu bertahan setidaknya 72 jam jika terjadi krisis.
Selain Komisi Eropa, masing-masing negara di Eropa pun mengeluarkan himbauan serupa untuk menghadapi keadaan darurat.
Berikut beberapa negara Eropa yang telah meminta warganya untuk bersiaga menghadapi kemungkinan perang:
Jerman
Jerman memperbarui "Petunjuk Kerangka Kerja untuk Pertahanan Menyeluruh" pada Juni 2024. Dokumen ini memberikan arahan tentang langkah-langkah yang harus diambil jika konflik pecah di Eropa.
Pembaruan pertama sejak Perang Dingin ini menjabarkan perubahan total yang akan terjadi dalam kehidupan masyarakat Jerman jika perang pecah.
Petunjuk tersebut mewajibkan warga untuk mengikuti wajib militer selama masa perang. Warga berusia 18 tahun ke atas diwajibkan bekerja di sektor-sektor penting, seperti toko roti dan kantor pos, dan dilarang mengundurkan diri.
Tenaga medis, termasuk dokter, psikolog, perawat, dan dokter hewan, juga diwajibkan untuk terjun dalam kegiatan militer.
Lebih lanjut, Jerman menyiapkan rencana penjatahan makanan bagi warganya dalam kondisi perang. Jika pasokan makanan menipis, pemerintah akan menyimpan makanan dan memberikan jatah makanan harian kepada warga untuk jangka waktu yang belum ditentukan.