Aktris Aurelie Moeremans membuka tabir pengalamannya menerima tawaran untuk bergabung dengan partai politik, lengkap dengan iming-iming fantastis. Tawaran pertama datang pada tahun 2016 dari seorang senior di dunia hiburan.
Aurelie mengungkapkan bahwa ia diperkenalkan kepada petinggi partai dan langsung dijanjikan pendapatan bulanan mencapai ratusan juta rupiah jika bersedia bergabung. Keheranan Aurelie muncul karena ia merasa tidak memiliki pemahaman mendalam tentang politik dan juga tidak tertarik pada bidang tersebut.
Namun, jawaban yang ia terima justru semakin membuatnya bingung. Ia dijanjikan peran yang mudah, hanya perlu mengikuti arahan pimpinan dan memeriahkan acara partai. Bahkan, Aurelie dijanjikan akan diberikan teks pidato sehingga ia hanya perlu menghafalkannya, layaknya seorang artis yang terbiasa dengan naskah.
Aurelie menolak tawaran tersebut karena tidak ingin merasa seperti boneka yang diatur-atur oleh orang lain.
Meski demikian, tawaran untuk bergabung dengan partai politik terus berdatangan dari berbagai pihak. Salah satu alasan yang digunakan untuk membujuk Aurelie adalah kemampuannya menguasai lima bahasa.
Namun, Aurelie kembali menolak, kali ini karena merasa minder hanya lulusan SMA. Pihak partai mencoba meyakinkan Aurelie bahwa banyak orang sukses di politik tanpa memiliki gelar sarjana.
Tak berhenti di situ, Aurelie bahkan ditawari bantuan untuk melanjutkan pendidikan hingga S2. Ia dijanjikan bisa langsung masuk program S2, dengan "mengakali" program S1 agar bisa ditempuh dengan singkat. Hal ini membuat Aurelie terkejut dan meragukan integritas sistem pendidikan.
Pengalaman ini membuat Aurelie menyadari adanya masalah besar dalam sistem politik dan merasa bersyukur telah menolak semua tawaran untuk bergabung dengan partai politik. Ia merasa keputusannya tepat, terutama jika melihat kondisi DPR saat ini.
