Emas dan Perak Cetak Rekor! Sinyal Apa di Balik Lonjakan Harga?

Harga emas dan perak sedang berlomba mencetak rekor tertinggi, didorong oleh ketidakpastian politik di Amerika Serikat dan spekulasi penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed). Aksi beli investor terhadap aset aman (safe-haven) memicu harga perak mencapai level tertinggi dalam 14 tahun terakhir, sementara harga emas juga mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Pada hari Senin, 1 September 2025, harga emas ditutup pada US$ 3476 per troy ons, naik 0,85%. Ini merupakan rekor penutupan tertinggi sepanjang masa, melampaui rekor sebelumnya pada hari Jumat. Meskipun demikian, harga emas sempat mencapai US$ 3.489,51 per troy ons pada perdagangan intraday hari Senin, masih di bawah rekor intraday tertinggi sepanjang sejarah yang tercipta pada 22 April 2025. Emas telah mencatatkan kenaikan selama lima hari berturut-turut dengan total penguatan 3,26%.

Sementara itu, harga perak melonjak ke level tertinggi dalam 14 tahun terakhir pada hari Senin, ditutup pada US$ 41,22 per troy ons. Ini merupakan rekor tertinggi sejak Agustus 2011. Harga perak telah meningkat selama lima hari berturut-turut, dengan total penguatan mencapai 6,93%, dan telah melonjak 40,7% sepanjang tahun ini.

Mengapa Harga Emas dan Perak Melonjak?

Beberapa faktor memicu lonjakan harga emas dan perak. Salah satunya adalah ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Pasar memprediksi September akan menjadi momentum penurunan suku bunga pertama AS tahun ini.

Tekanan terhadap The Fed meningkat setelah upaya yang gagal untuk menyingkirkan Gubernur Lisa Cook, menimbulkan kekhawatiran tentang independensi bank sentral. Selain itu, data ketenagakerjaan yang melambat semakin memperkuat ekspektasi pelonggaran moneter.

Perak Lebih Unggul dari Emas

Perak kini menjadi sorotan utama. Logam putih ini telah menembus US$ 40,50 per ons, menambah kenaikan hampir 40% sejak awal tahun. Penembusan level resistensi ini memicu pembeli momentum untuk masuk ke pasar. Arus masuk dana ke ETF perak juga terus mengurangi stok fisik, membuat kinerja perak lebih baik daripada emas sepanjang tahun 2025.

Emas Ikut Mendaki

Emas juga mengalami kenaikan, mendekati US$ 3.500 per ons. Penembusan level US$ 3.450 dipandang sebagai titik breakout penting, mempercepat kenaikan harga. Permintaan aset aman (safe-haven) meningkat tajam di tengah ketidakpastian politik AS dan potensi perubahan kebijakan The Fed yang agresif.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Harga

Selain faktor makro, putusan pengadilan banding federal AS yang menyatakan sebagian besar tarif global era Donald Trump tidak sah juga mempengaruhi pasar. Penetapan perak sebagai "mineral kritis" juga menimbulkan kekhawatiran akan pembatasan tambahan dalam kebijakan perdagangan di masa depan.

Pasokan Menipis, Pasar Ketat

Stok perak di London terus menipis, sementara biaya pinjaman jangka pendek (lease rates) bertahan tinggi. Dengan permintaan investasi dan industri yang tinggi berbenturan dengan pasokan terbatas, pasar diperkirakan akan tetap ketat setidaknya hingga tahun depan.

Jika The Fed benar-benar menurunkan suku bunga, prospek kenaikan harga emas dan perak akan semakin kuat. Kombinasi drama politik, ketidakpastian tarif, dan masalah pasokan diperkirakan akan membuat logam mulia tetap menjadi pusat perhatian investor global.

Scroll to Top