Kunto Aji Kritik Pedas Anggota DPR dari Kalangan Selebritas: "Sama Saja, Sudah Jadi Dewan Ya Jadi Dewan!"

Penyanyi Kunto Aji turut berkomentar mengenai polemik yang terjadi di DPR, khususnya terkait anggota dewan yang berasal dari kalangan selebritas. Menurutnya, status artis tidak seharusnya memberikan perlakuan khusus.

"Ya itu konsekuensi. Terlepas mereka artis atau bukan, seharusnya sama saja. Setelah menjadi anggota dewan, ya harus bertindak sebagai anggota dewan," tegas Kunto Aji saat menghadiri acara Seni Melawan Tirani di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Ia menekankan bahwa siapapun yang menduduki kursi legislatif harus siap memikul tanggung jawab penuh, tanpa memandang latar belakang profesinya.

Menanggapi isu penonaktifan beberapa anggota DPR dari kalangan selebritas, seperti Nafa Urbach, Eko Patrio, dan Uya Kuya, Kunto Aji menilai hal tersebut mencerminkan tuntutan masyarakat akan akuntabilitas yang nyata. Ia menekankan pentingnya partai politik untuk mengambil inisiatif dalam melakukan pembenahan jika ada anggota dewan yang bermasalah.

Selain isu selebritas, Kunto Aji juga menyoroti maraknya aksi demonstrasi yang semakin memanas. Ia melihat bahwa masyarakat tidak hanya berjuang menyuarakan aspirasi, tetapi juga berupaya melindungi wilayahnya dari kelompok massa misterius yang memicu kerusuhan.

"Seperti yang terjadi di Bekasi, masyarakat murni menghalau kelompok-kelompok massa yang tidak jelas asalnya," ujarnya.

Kunto Aji menganggap kejadian di Bekasi dan Pondok Gede sebagai bukti bahwa warga masih memiliki kesadaran kolektif untuk menjaga ketertiban. Ia merasa bahwa tugas masyarakat saat ini adalah mempertahankan kota dari massa yang tidak diketahui asal-usulnya.

Lebih lanjut, Kunto Aji mengungkapkan keresahannya terhadap kondisi sosial-politik yang sudah lama ia rasakan. Ia menyoroti sikap para pejabat yang seolah-olah bebas berbicara tanpa konsekuensi, yang menurutnya semakin membuat masyarakat geram.

"Keresahan sudah menggunung. Kita semua sudah merasakannya selama bertahun-tahun, pejabat bisa bicara seenaknya tanpa konsekuensi. Ini memicu ledakan kekecewaan di masyarakat," pungkasnya.

Scroll to Top