Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berupaya menekan risiko penyakit zoonosis, khususnya yang bersumber dari tikus, dengan mengembangkan alat deteksi inovatif.
Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman di bawah naungan BRIN tengah merancang Pestorita (PES, Leptospirosis, Rickettsiosis, dan Hantavirus), sebuah perangkat deteksi dini yang terjangkau, mudah digunakan, dan dapat diimplementasikan di fasilitas kesehatan dengan sumber daya terbatas.
Pengembangan Pestorita direncanakan dalam tiga tahap, dimulai dengan pemetaan genetik, dilanjutkan dengan pengembangan PCR mandiri, hingga akhirnya tercipta alat tes cepat (rapid test).
Inisiatif ini bertujuan untuk menyediakan alat deteksi lokal yang praktis dan terjangkau guna mendukung diagnosis penyakit zoonosis secara cepat dan tepat.
Saat ini, fokus utama tim riset adalah pengembangan deteksi leptospirosis, dengan melakukan perbandingan kinerja empat produk RDT (Rapid Diagnostic Test) Igm yang beredar di Indonesia.