Dua dekade silam, Real Madrid menggemparkan dunia sepak bola dengan proyek Galacticos pertama. Figo, Zidane, Ronaldo, dan Beckham secara bergantian mendarat di Santiago Bernabeu, mengubah sepak bola dari sekadar olahraga menjadi panggung pertunjukan bintang.
Gelombang kedua Galacticos, Madrid meningkatkan taruhannya. Cristiano Ronaldo, Kaka, Karim Benzema bergabung, menjadikan transfer pemain bukan hanya soal taktik, melainkan strategi membangun citra global. Meski perolehan trofi tidak selalu sebanding dengan investasi, popularitas merek dan daya tarik komersial klub meroket melampaui batas.
Kini, musim panas 2025, Liverpool, yang dikenal dengan kebijakan transfer yang terukur dan efisien, mengambil langkah berani. Mereka beralih ke pendekatan yang lebih glamor: investasi besar-besaran, mendatangkan pemain-pemain bintang, dan memasang target tinggi.
Proyek ini bukan replika mentah dari Galacticos Madrid, tetapi tujuannya jelas: membangun tim bertabur bintang untuk mendominasi kompetisi domestik dan Eropa.
Liverpool sedang menata ulang Anfield. Lebih dari sekadar memperkuat tim, ini adalah transformasi identitas: Los Galacticos versi Premier League, dengan sentuhan Merseyside.