Sleman – Keluarga Rheza Sendy Pratama (21), mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta yang meninggal dunia saat aksi di sekitar Polda DIY pada Minggu (31/8) pagi, mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan perundungan terhadap teman Rheza yang terlihat meninggalkan putranya setelah terjatuh dari motor.
Yoyon Surono, ayah Rheza, membenarkan bahwa sosok yang terlihat dalam video viral mengendarai motor dan terjatuh adalah anaknya. Ia mengenali motor yang digunakan Rheza.
"Iya, itu motornya. Saya hafal betul," ujarnya, Selasa (2/9/2025).
Yoyon menuturkan bahwa teman Rheza yang membonceng anaknya telah datang untuk meminta maaf. Ia meminta agar teman Rheza tidak menjadi sasaran bully dan menegaskan bahwa keluarganya telah mengikhlaskan kejadian tersebut.
"Itu temannya. Saya berharap jangan di-bully, kasihan. Kami sudah rela, sudah ikhlas. Jadi, bagi teman-teman yang mungkin tidak terima, jangan (merundung)," tegasnya.
Keluarga juga memutuskan untuk tidak melanjutkan kasus meninggalnya Rheza ke ranah hukum. Mereka ingin agar almarhum tenang dan peristiwa ini tidak berlarut-larut.
"Intinya kami tidak akan memproses hukum. Biar Rheza tenang, keluarga juga tenang. Saya tidak ingin berlarut-larut," kata Yoyon.
Yoyon mengaku tidak tega jika proses hukum dilakukan dan makam anaknya harus dibongkar untuk autopsi. Sebagai ayah, ia hanya ingin Rheza beristirahat dengan tenang.
"Kami sudah tidak tega melihat anak kita nanti misalnya diautopsi, dibongkar-bongkar, kita tidak tega," ungkapnya.
"Kita itu intinya semua dikembalikan ke Yang Kuasa. Masalah keadilan nanti sudah ada yang menanggung," imbuhnya.
Saat Kapolda DIY Irjen Anggoro Sukartono melayat, Yoyon juga ditawari untuk memproses hukum. Namun, keluarga tetap pada keputusannya.
"Kemarin Bapak Kapolda sudah datang, menyampaikan sungkawa. Beliau juga menyampaikan apabila dibutuhkan autopsi atau apa, nanti memerlukan persetujuan," jelasnya.
"Kami dari pihak keluarga sudah benar-benar ikhlas, sudah merelakan anak tersebut dan itu semua di luar kendali kita semua," ujarnya.
Sebelumnya, Kapolda DIY Irjen Anggoro Sukartono menyatakan pihaknya siap melakukan penyelidikan jika keluarga Rheza berubah pikiran.
"Kalau nanti keluarga berubah pikiran dan ingin mempertanyakan proses hukum terhadap meninggalnya saudara Rheza, kami siap melakukan penyidikan," kata Anggoro saat melayat, Minggu (31/8).
Anggoro juga menyebutkan bahwa keluarga Rheza menolak untuk dilakukan ekshumasi.
"Kami sudah menyampaikan maksud kedatangan apabila keluarga ingin mempertanyakan sampai kepada proses hukum dari meninggalnya, kami siapkan semua proses itu mulai dari penyelidikan, penyidikan. Namun, proses awal keluarga menolak untuk melakukan ekshumasi dan keluarga menerima," pungkasnya.