Thaksin Shinawatra Kembali Kabur ke Dubai, Krisis Politik Thailand Memanas

Mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, dilaporkan melarikan diri ke Dubai menggunakan jet pribadi di tengah gejolak politik yang melanda Thailand. Kepergiannya terjadi menjelang pengumuman putusan pengadilan yang berpotensi menjebloskannya kembali ke penjara.

Pesawat yang membawa Thaksin lepas landas pada Kamis malam (4/9/2025), meninggalkan Thailand dalam situasi politik yang semakin tidak menentu. Ia menghindari ancaman hukuman penjara yang membayangi, terkait kasus yang pernah membuatnya lengser dari kursi perdana menteri.

Partai Pheu Thai, yang didirikan oleh keluarga Thaksin, kini menghadapi tantangan berat. Paetongtarn Shinawatra, putri Thaksin, didiskualifikasi dari jabatan perdana menteri oleh pengadilan karena pelanggaran etika. Kondisi ini memperparah perpecahan internal partai.

Pheu Thai, yang mendominasi 5 dari 6 pemilu terakhir, kini diserang oleh mantan mitra koalisi, Bhumjaithai. Partai Bhumjaithai, yang memiliki dukungan mayoritas parlemen, mengusulkan pemilu baru dalam empat bulan ke depan. Anutin Charnvirakul, pemimpin Bhumjaithai, muncul sebagai kandidat terkuat untuk posisi perdana menteri, didukung oleh koalisi yang menguasai 146 kursi parlemen dan dukungan dari oposisi dengan 143 kursi.

Upaya Pheu Thai untuk membubarkan parlemen dan menghalangi ambisi Anutin gagal. Pencalonan Chaikasem Nitisiri sebagai alternatif perdana menteri pun dinilai tidak memiliki peluang besar setelah kepergian Thaksin.

Thaksin mengumumkan keberangkatannya ke Dubai melalui media sosial X, dengan alasan pemeriksaan kesehatan dan berjanji akan kembali pada hari Senin.

Sebelumnya, Thaksin menghabiskan 15 tahun di Dubai untuk menghindari hukuman penjara, setelah digulingkan dari jabatan perdana menteri yang dipegangnya dari tahun 2001 hingga 2006.

Ia kembali ke Thailand pada tahun 2023 untuk menjalani hukuman penjara 8 tahun. Namun, ironisnya, pada malam pertamanya di penjara, ia dipindahkan ke kamar VIP di rumah sakit. Hukuman Thaksin kemudian dikurangi satu tahun oleh Raja Thailand, dan ia dibebaskan bersyarat setelah menjalani hukuman selama enam bulan.

Mahkamah Agung Thailand dijadwalkan mengumumkan putusan terkait Thaksin pada hari Selasa mendatang. Jika pengadilan memutuskan bahwa masa rawat inap di rumah sakit tidak dapat dihitung sebagai masa hukuman, Thaksin akan kembali dipenjara. Situasi ini semakin memperkeruh suasana politik di Thailand.

Scroll to Top