Pakistan Siapkan Skenario Tak Terduga Jika Perang dengan India Pecah

ISLAMABAD – Ketegangan antara Pakistan dan India terus meningkat, ditandai dengan baku tembak yang terjadi selama dua hari berturut-turut. Insiden ini semakin memperburuk hubungan kedua negara bertetangga yang memiliki senjata nuklir tersebut.

Militer India melaporkan bahwa pasukannya merespons tembakan senjata ringan yang "tidak beralasan" dari sejumlah pos militer Pakistan. Tembakan ini dimulai di sepanjang perbatasan de facto sepanjang 740 km yang memisahkan wilayah Kashmir yang dikelola oleh India dan Pakistan. Sebelumnya, pasukan Pakistan juga dilaporkan melakukan tembakan sporadis pada Kamis tengah malam. Pihak India mengklaim tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Antisipasi Konflik: Pakistan Siapkan Strategi Kejutan Jika Perang Terjadi

1. Pakistan Mengancam India Jika Aliran Air Sungai Dihentikan

Ketua Partai Rakyat Pakistan, Bilawal Bhutto, menyampaikan ancaman keras kepada India dalam sebuah kampanye politik. Pernyataannya muncul setelah India menangguhkan partisipasinya dalam Perjanjian Perairan Indus. Seorang pejabat India bahkan menyatakan bahwa "setetes pun" air dari sistem sungai tersebut tidak akan mencapai Pakistan.

Menanggapi hal tersebut, Bhutto menegaskan bahwa Sungai Indus adalah milik Pakistan dan akan tetap menjadi milik mereka. Ia menyampaikan ancaman bahwa air sungai tersebut akan terus mengalir, atau "darah mereka" (India) yang akan mengalir.

2. Pakistan Tegaskan Akan Mempertahankan Kedaulatan

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menyatakan bahwa angkatan bersenjata negaranya "siap untuk mempertahankan kedaulatan negara" setelah India menuduh Islamabad terlibat dalam serangan terhadap wisatawan di Kashmir.

Dalam pidatonya di sebuah akademi militer di Abbottabad, Sharif menekankan bahwa angkatan bersenjata Pakistan memiliki kemampuan penuh dan siap untuk melindungi kedaulatan dan integritas teritorial negara dari segala bentuk agresi. Ia mencontohkan respons tegas terhadap serangan India pada Februari 2019 sebagai bukti kesiapan tersebut.

Sharif juga menyatakan kesiapannya untuk melakukan penyelidikan yang "netral" atas serangan mematikan yang dituduhkan. Ia menegaskan bahwa Pakistan terbuka untuk berpartisipasi dalam penyelidikan yang transparan, kredibel, dan tidak memihak.

3. Pakistan Melarang Pesawat India Melintasi Wilayah Udara

Setelah Pakistan menutup wilayah udaranya untuk semua penerbangan India, maskapai penerbangan terkemuka seperti Air India dan IndiGo bersiap menghadapi peningkatan biaya bahan bakar dan perpanjangan waktu tempuh.

Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil telah mengeluarkan imbauan kepada maskapai penerbangan untuk meningkatkan komunikasi dengan penumpang dan meningkatkan layanan dalam penerbangan untuk mengatasi gangguan yang mungkin terjadi.

Meskipun maskapai penerbangan internasional tidak terpengaruh oleh larangan tersebut, mereka harus mengubah rute penerbangan ke New York, Azerbaijan, dan Dubai. Data dari situs web pelacakan Flightradar24 menunjukkan perubahan rute tersebut dimulai pada Kamis malam.

Bandara New Delhi, salah satu bandara tersibuk di dunia, menjadi bandara yang paling terdampak. Data dari Cirium Ascend menunjukkan bahwa IndiGo, Air India, dan Air India Express memiliki sekitar 1.200 penerbangan gabungan dari New Delhi yang dijadwalkan ke Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Utara pada bulan April.

Biaya bahan bakar dan minyak pesawat biasanya mencapai sekitar 30 persen dari biaya operasional maskapai, menjadikannya komponen biaya terbesar.

Scroll to Top