Markas Besar TNI menggelar konferensi pers khusus untuk meluruskan informasi bohong yang beredar di media sosial, terkait aksi demonstrasi akhir Agustus 2025. TNI membantah tudingan sebagai provokator dan menegaskan komitmen menjaga stabilitas negara bersama Polri.
Berbagai informasi disajikan secara rinci, mulai dari kronologi kejadian hingga alibi anggota TNI yang dituduh terlibat provokasi. Beberapa kasus yang dibahas antara lain:
Anggota BAIS Dituduh Perusuh: Mayor SS, seorang intelijen BAIS TNI, ditangkap anggota Brimob saat menjalankan tugas pengumpulan informasi. Foto-foto saat penangkapan kemudian diviralkan dengan narasi provokatif, menuduh Mayor SS hendak membakar pom bensin. TNI membantah keras tuduhan ini dan menegaskan Mayor SS sedang menjalankan tugas intelijen.
Prajurit Dipiting Saat Cari Makan: Pratu Handika Novaldo dipiting anggota Brimob saat hendak mencari makan di depan Kantor DPRD Sumatera Selatan. Video kejadian ini diviralkan dengan narasi negatif terhadap TNI. Setelah diklarifikasi, Brimob Polda Sumsel meminta maaf dan menegaskan Pratu Handika tidak terlibat aksi unjuk rasa atau provokasi.
Warga Sipil Mengaku Tentara: Beberapa kasus terjadi di berbagai daerah, di mana warga sipil yang menjadi provokator mengaku sebagai anggota TNI. Contohnya di Ternate, seorang pelajar berusia 16 tahun dituduh sebagai anggota TNI yang membuat onar. Ada pula warga sipil yang mengaku sebagai anggota TNI namun tidak bisa menunjukkan identitas.
TNI menegaskan ada upaya untuk membenturkan TNI dan Polri saat aksi demonstrasi berlangsung. Klarifikasi ini penting untuk mencegah masyarakat terpancing dan termakan narasi adu domba. TNI dan Polri tetap solid dalam menjaga stabilitas keamanan nasional dan akan terus bersinergi untuk menciptakan rasa aman, tertib, dan kondusif.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri turut hadir dalam konferensi pers tersebut, menegaskan soliditas antara kedua lembaga penjaga keamanan dan pertahanan negara.