Kemunculan Kim Ju Ae, putri Kim Jong Un, di media Korea Utara sejak November 2022 memicu spekulasi tentang siapa yang akan menggantikan sang "pemimpin tertinggi". Awalnya dianggap sebagai upaya untuk menampilkan citra Kim Jong Un sebagai ayah yang penyayang, kini banyak yang melihatnya sebagai potensi penerus kekuasaan dinasti Kim.
Kehadiran Kim Ju Ae di acara-acara penting, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua dan pertemuannya dengan para pemimpin dunia seperti Xi Jinping dan Vladimir Putin, semakin memperkuat dugaan tersebut.
Perubahan Persepsi Analis
Para analis yang sebelumnya meragukan kemungkinan seorang perempuan menjadi pemimpin Korea Utara, kini mulai mengubah pandangan mereka. Misi diplomatik penting yang dijalani Kim Ju Ae, meskipun usianya masih muda, bisa jadi merupakan penobatannya sebagai calon penerus rezim komunis yang unik ini.
Profesor hubungan internasional dari Universitas Korea di Seoul, Ahn Yinhay, mengakui bahwa ia awalnya termasuk dalam kelompok yang skeptis. Namun, ia kini melihat kemunculan Kim Ju Ae sebagai indikasi kuat bahwa ia adalah salah satu kandidat terkuat untuk menggantikan ayahnya.
Tantangan Tradisi Patriarki
Masyarakat Korea Utara yang kental dengan nilai-nilai Konfusianisme dan hierarki patriarki yang kuat menjadi tantangan tersendiri bagi suksesi perempuan. Tradisi selama ini selalu menempatkan anggota keluarga laki-laki sebagai pemimpin.
Namun, dengan memberi Kim Ju Ae gelar kehormatan seperti "tokoh panutan," rezim Kim seolah memberikan sinyal perubahan. Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan bahkan menyatakan bahwa Kim Ju Ae kemungkinan besar akan menjadi penerus ayahnya, meskipun masih banyak yang belum pasti.
Keraguan dan Tantangan ke Depan
Meski demikian, masih ada keraguan tentang penerimaan masyarakat Korea Utara terhadap seorang pemimpin perempuan. Profesor di Universitas Waseda Tokyo, Toshimitsu Shigemura, berpendapat bahwa nilai-nilai Konfusianisme yang kuat akan menyulitkan Kim Ju Ae untuk mendapatkan dukungan dari para petinggi militer.
Shigemura juga menyoroti kemungkinan adanya persaingan internal dan perlawanan dari para pemimpin politik dan militer jika Kim Ju Ae mencoba mengambil alih kekuasaan.
Potensi Perubahan di Masa Depan
Terlepas dari tantangan yang ada, Ahn berpendapat bahwa Kim Ju Ae berpotensi mengikuti jejak ayahnya jika berhasil mewarisi kekuasaan. Namun, ada juga kemungkinan bahwa ia akan menjadi pemimpin yang lebih santai dan baik hati.
Masa depan kepemimpinan Korea Utara masih belum pasti, tetapi kemunculan Kim Ju Ae telah membuka babak baru dalam sejarah dinasti Kim.