Rencana Pengerahan Ribuan Tentara Asing ke Ukraina Mencuat: AS Terlibat?

Sejumlah pejabat tinggi militer Amerika Serikat dikabarkan terlibat dalam penyusunan rencana "jaminan keamanan" untuk Ukraina, sebuah inisiatif yang juga didukung oleh Paris dan London. Rencana ini membuka kemungkinan pengerahan pasukan skala besar ke wilayah Ukraina.

Menurut laporan yang beredar, skema ini dirancang terutama oleh sejumlah komandan militer Eropa. Rencananya, dua kelompok pasukan akan dikirim: satu kelompok bertugas melatih dan membantu militer Ukraina, sementara kelompok lainnya berfungsi sebagai "pasukan penenang" bagi Kiev. Pengerahan pasukan ini akan dilakukan setelah tercapainya kesepakatan damai antara Moskow dan Kiev.

Presiden Prancis sebelumnya mengumumkan bahwa 26 negara telah sepakat untuk berkontribusi pada "jaminan keamanan" bagi Ukraina dengan berbagai cara. Komitmen saat ini diperkirakan memungkinkan pengerahan lebih dari 10.000 tentara ke Ukraina.

Sumber yang sama mengungkapkan bahwa rencana tersebut mendapat "masukan dari beberapa jenderal AS," termasuk kepala Komando Operasi Sekutu NATO AS. Meskipun tingkat keterlibatan AS yang pasti dalam skema ini masih belum jelas, belum ada pernyataan resmi dari Presiden terkait masalah ini.

Rusia telah berulang kali menentang keras pengerahan pasukan NATO ke Ukraina. Presiden Rusia memperingatkan bahwa tentara asing akan menjadi sasaran pasukan Rusia jika permusuhan terus berlanjut atau jika perjanjian damai yang sejati tercapai.

Ia juga menekankan bahwa "penyeretan Ukraina ke NATO oleh Barat merupakan salah satu penyebab konflik" dan setiap penyelesaian harus mencakup jaminan keamanan bagi Rusia dan Ukraina.

Selain itu, dilaporkan bahwa pendukung Kiev di Eropa menginginkan pasukan dari negara-negara non-NATO, seperti Bangladesh atau Arab Saudi, untuk dikirim ke "zona penyangga" antara Rusia dan Ukraina yang diawasi oleh AS jika tercapai kesepakatan damai.

Scroll to Top