Harga emas global mencatatkan rekor tertinggi baru pada hari Jumat, dengan harga spot melesat hingga nyaris menyentuh US$3.600 per troy ons. Kenaikan signifikan ini didorong oleh data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang menunjukkan perlambatan, sehingga meningkatkan harapan pasar terhadap penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).
Harga emas spot mengalami kenaikan sebesar 1,2% dan mencapai level US$3.586,36 per troy ons. Sepanjang tahun ini, harga emas telah meroket 37%, melanjutkan tren positif dari tahun sebelumnya dengan kenaikan 27%. Faktor-faktor pendorong kenaikan ini meliputi melemahnya nilai tukar dolar AS, pembelian agresif oleh bank sentral, kebijakan moneter yang longgar, serta ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.
Data terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja di AS melambat secara signifikan pada bulan Agustus. Tingkat pengangguran juga mengalami peningkatan menjadi 4,3%, mengindikasikan kondisi pasar tenaga kerja yang semakin lemah. Kondisi ini memicu ekspektasi pasar bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan September mendatang, dengan probabilitas penurunan sebesar 25 basis poin mencapai 90% dan probabilitas penurunan sebesar 50 basis poin sebesar 10%.
Para analis menilai bahwa prospek emas tetap bullish, dengan kekhawatiran terhadap kondisi pasar tenaga kerja menjadi fokus utama dalam jangka pendek hingga menengah. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa diperlukan dislokasi besar untuk mendorong harga emas menembus level US$4.000.
Independensi The Fed menjadi faktor penting yang memengaruhi pergerakan harga emas. Emas, sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil bunga, cenderung menjadi pilihan investasi yang menarik saat suku bunga rendah dan tingkat ketidakpastian tinggi.
Meskipun permintaan fisik emas dari dua konsumen terbesar, China dan India, mengalami penurunan minggu ini akibat harga yang melonjak, data cadangan emas dari bank sentral China pada bulan Agustus tetap akan memberikan gambaran lebih lanjut tentang dampak harga emas yang tinggi terhadap permintaan dari bank sentral.