Beijing menjadi sorotan dunia pada Rabu, 3 September 2025, dengan parade militer megah memperingati 80 tahun kemenangan China dalam Perang Dunia II. Acara ini dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara penting, termasuk Presiden Vladimir Putin, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan Presiden Prabowo Subianto.
Kehadiran para kepala negara, dari Rusia hingga Indonesia, mencerminkan dukungan diplomatik dan penghormatan. Parade ini tercatat sebagai yang terbesar dalam sejarah China, menampilkan kekuatan militer dan visi strategis Beijing.
Presiden Prabowo memenuhi undangan khusus dari Presiden Xi Jinping, yang dianggap istimewa karena China secara khusus meminta kehadirannya dalam parade bersejarah ini.
Kekuatan Ekonomi Negara-Negara Peserta
Pertemuan para pemimpin dunia di Beijing bukan hanya tentang militer dan diplomasi, tetapi juga ekonomi. Bobot ekonomi negara-negara yang hadir, diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB), merepresentasikan porsi signifikan dalam perekonomian global.
Pada tahun 2024, China menegaskan posisinya sebagai pusat ekonomi dunia. Dengan PDB mencapai US$18,74 triliun, China berada di urutan kedua ekonomi terbesar global, setelah Amerika Serikat yang mencatat sekitar US$29 triliun.
Pertumbuhan 5,0% yang diraih China sejalan dengan target pemerintah. Meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, laju ini mencerminkan pemulihan yang solid, ditopang oleh kinerja ekspor dan stimulus fiskal.
Namun, forum ini bukan hanya tentang China. Negara-negara lain yang hadir juga membawa bobot ekonomi yang signifikan. India, Rusia, Indonesia, hingga Korea Utara, masing-masing berkontribusi dalam peta kekuatan ekonomi global.
Jika digabungkan, lima negara ini mencatat total PDB sekitar US$26,24 triliun. Angka itu setara dengan 23,5% dari PDB dunia pada tahun 2024 yang diperkirakan sebesar US$111,3 triliun.
Dengan kata lain, hampir seperempat kekuatan ekonomi global terwakili dalam pertemuan di Beijing. Pertemuan politik ini juga menjadi ajang pertemuan raksasa ekonomi dunia.
Berikut adalah data PDB April 2025, menurut data dari International Monetary Fund:
- Dunia: US$ 125,44 triliun
- Amerika Serikat: US$ 30,51 triliun
- China: US$ 19,23 triliun
- India: US$ 4,19 triliun
- Rusia: US$ 2,08 triliun
- Indonesia: US$ 1,43 triliun
- Korea Utara: US$ 0,03 triliun
Perbandingan dengan Kekuatan Amerika Serikat
Meskipun gabungan kekuatan ekonomi China, India, Rusia, Korea Utara, dan Indonesia sangat besar, posisinya masih sedikit lebih kecil jika dibandingkan dengan Amerika Serikat.
Pada tahun 2024, PDB Amerika Serikat mencapai US$30,51 triliun atau sekitar 24,6% dari total PDB dunia. Angka ini menegaskan dominasi AS sebagai negara dengan bobot ekonomi paling besar secara individual.
Meskipun China dan negara-negara mitranya memiliki gabungan ekonomi besar, Amerika Serikat tetap menjadi kekuatan tunggal terbesar dalam perekonomian global.