Harga emas dunia melambung tinggi, nyaris mencapai US$ 3.600 per troy ounce pada Jumat, 5 September 2025. Di dalam negeri, harga emas Antam juga mencetak rekor baru pada Sabtu, 6 September 2025, menembus angka Rp 2.060.000 per gram. Kenaikan harga emas yang signifikan ini dipicu oleh berbagai faktor.
Salah satu faktor utama adalah ketidakpastian geopolitik global yang berkelanjutan. Konflik di berbagai belahan dunia meningkatkan kekhawatiran investor, mendorong mereka mencari aset yang aman seperti emas.
Kebijakan-kebijakan kontroversial Presiden AS juga turut berperan dalam gejolak harga emas. Data ekonomi AS yang kurang menggembirakan pada hari Jumat memicu spekulasi bahwa Bank Sentral AS (The Fed) akan menurunkan suku bunga. Hal ini membuat investor berbondong-bondong mengoleksi emas sebagai safe haven.
Intervensi presiden terhadap The Fed, termasuk pemecatan Gubernur Lisa Cook yang diwarnai kontroversi, semakin memperkeruh suasana. Independensi bank sentral yang seharusnya terjaga, terusik oleh intervensi politik.
Perang dagang yang diterapkan oleh AS terhadap beberapa negara juga menambah daftar faktor yang mempengaruhi harga emas. Ketegangan perdagangan antara AS dan India, misalnya, turut memicu aksi beli emas sebagai aset lindung nilai.
Selain itu, eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah, termasuk ultimatum dari Presiden Rusia terkait konflik Ukraina, semakin meningkatkan ketegangan global. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan potensi perang dunia yang lebih besar, mendorong investor beralih ke emas.
AS yang belum mengakui kedaulatan Palestina juga memperpanjang ketegangan politik di Timur Tengah dan Eropa, menambah sentimen positif terhadap harga emas.
Faktor fundamental juga berperan penting. Permintaan emas yang tinggi tidak seimbang dengan pasokan yang terbatas. Potensi gangguan pasokan minyak mentah dari Timur Tengah akibat konflik antara AS dan Iran semakin memperparah ketidakseimbangan ini.
Singkatnya, kombinasi antara ketidakpastian geopolitik, kebijakan kontroversial, dan dinamika supply-demand yang tidak seimbang menjadi pendorong utama lonjakan harga emas saat ini.