Waspada! Konsumsi Pemanis Buatan Tingkatkan Risiko Penurunan Kognitif

Konsumsi pemanis buatan, terutama dalam jumlah yang setara dengan satu kaleng soda diet per hari, ternyata berpotensi meningkatkan risiko gangguan kognitif. Sebuah studi terbaru menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi pemanis buatan dengan penurunan kemampuan mengingat kata-kata.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa individu yang mengonsumsi pemanis rendah kalori dalam jumlah terbanyak mengalami penurunan kognitif global 62% lebih cepat dibandingkan mereka yang mengonsumsi dalam jumlah paling sedikit. Angka ini setara dengan 1,6 tahun penuaan otak.

Rata-rata konsumsi pemanis buatan pada kelompok tertinggi adalah 191 miligram per hari, atau sekitar 1 sendok teh. Sebagai perbandingan, satu kaleng soda diet mengandung sekitar 200-300 miligram aspartam. Sementara itu, kelompok menengah mengonsumsi rata-rata 66 miligram per hari dan kelompok terendah hanya 20 miligram per hari.

Meskipun penelitian ini bersifat observasional dan tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat, hasil menunjukkan bahwa pemanis buatan berpotensi berkontribusi pada penurunan kognitif.

Pemanis non-nutrisi sering ditemukan dalam makanan ultraproses rendah gula dan produk khusus bagi penderita diabetes. Adanya anggapan luas bahwa pemanis ini merupakan pengganti gula yang aman, mungkin perlu ditinjau kembali.

Temuan ini memiliki relevansi khusus bagi ahli saraf dan tenaga kesehatan profesional yang menangani pasien dengan penyakit serebrovaskular dan gangguan kognitif. Mekanisme biologis di balik temuan ini perlu dieksplorasi lebih lanjut.

Penelitian ini menganalisis data pola makan dan kemampuan kognitif dari hampir 13.000 warga Brasil berusia 35-75 tahun. Informasi pola makan dikumpulkan di awal penelitian, dan serangkaian tes kognitif dilakukan tiga kali selama rata-rata delapan tahun. Tes tersebut mengukur kelancaran verbal, memori kerja, ingatan kata, dan kecepatan pemrosesan.

Memori kerja adalah kemampuan untuk menyimpan informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas mental yang kompleks. Kefasihan verbal adalah kemampuan untuk secara cepat dan spontan menghasilkan kata-kata yang tepat saat berbicara.

Bagi penderita diabetes, efek penurunan daya ingat dan kognisi global akibat konsumsi pemanis buatan bahkan lebih terasa. Hal ini mungkin disebabkan oleh paparan yang lebih tinggi dan kerentanan otak terhadap paparan berbahaya.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini dan untuk menyelidiki apakah alternatif gula rafinasi lainnya, seperti saus apel, madu, sirup maple, atau gula kelapa, dapat menjadi alternatif yang efektif.

Scroll to Top